Sonia Tetap Semangat Meski Ujian dengan Satu Kaki
kaki kanan Sonia terpaksa diamputasi karena penyakit osteo sacrum yang dideritanya
Penulis: Andri M Dani | Editor: Ferri Amiril Mukminin
Kedua anekdot tersebut, mempunyai persamaan, yakni menempatkan binatang sebagai objeknya.
“Ya soalnya tentang kesamaan dari kedua anekdot, yakni sama-sama menempatkan binatang sebagai objeknya,” ujar Sonia, dara kelahiran tanggal 28 Juni 1998 ini.
Dan perjalanan hidup yang kini tengah diarungi Sonia, bukanlah anekdot.
Tetapi suatu kenyataan.
Dengan lewat mengikuti UN CBT, Sonia pun menggantungkan cita-cita.
“Bila lulus nanti saya ingin melanjutkan kuliah. Ingin memilih jurusan perpustakaan. Kebetulan sudah ikut SNMPTN, milihnya Jurusan Perpustakaan Fikom Unpad. Tapi belum ada pengumuman, diterima atau tidak. Dengan kondisi saya seperti ini, cocoknya jadi pustakawan. Tidak banyak gerak,” tekadnya.
Kepala SMKN 1 Ciamis, Dra Hj Ika Karniati Sardi MPd, tak menyangka bila tekad Sonia bersekolah semakin bernyala-nyala setelah ia menjalani amputasi kaki kanan di RSHS bulan Februari lalu.
Pertengahan Maret, Sonia kembali bersekolah setelah berbulan-bulan libur dan tergeletak di rumah karena menderita kanker tulang.
“Tetapi setelah dioperasi ia begitu bersemangat, optimis. Tidak minder, juga terkesan sangat mandiri. Beberapa minggu menjelang UN, Sonia sempat ikut sekali truy out dan ikut pula doa bersama,” tutur Hj Ika Karniati kepada Tribun Senin (4/4).
Semula pihak sekolah sudah merancang agar Sonia mengikuti UN di rumahnya saja.
“Kompoter dan jaringan internetnya sudah kampi persiapkan. Juga petugas teknis dan guru pengawas. Tapi Sonia tetap menginginkan tetap minta ikut ujian di sekolah seperti teman-temannya yang lain. Karena ia itu jurusan Multimedia mungkin ia tahu kesulitan teknis yang mungkin terjadi bila UN nya di rumah,” katanya.
Akhirnya pihak sekolah mengabulkan Sonia ikut UN CBTdi sekolah.
Pihak sekolah pun mempersiapkan ruang khusus di lantai 1 agar Sonia tidak turun naik tangga.
“Tapi ia lagi-lagi menolak. Ia menginginkan tidak dibeda-bedakan dengan teman-temannya yang lain. Ia minta ikut di ruang UN CBT saja bersama teman-temanya yang lain. Dan 6 ruang UN CBT semuanya berada di lantai 2. Ia sanggup menjalaninya, dan turun naik tangga meski ia memakai tongkat (kruk) ia begitu mandiri tak mau dibeda-bedakan dengan siswa yang lain. Luar biasa memang semangatnya,” ujar Ika.
Kemandirian dan semangat Sonia menjalani hari-harinya termasuk mengikuti UN tersebut, menurut Ika tentu berkat dukungan teman-temannya sekelas maupun sesame siswa SMKN 1 Ciamis, dorongan guru-guru dan dorongan keluarga.