Gerhana Matahari Total 2016

Berbagai Daerah Gelar Cultural Event Sambut Gerhana Matahari

"Hampir semua tempat sudah penuh dengan wisman dan wisnus. Orang Jakarta juga banyak yang ke daerah-daerah itu mengajak anak istri dan keluarganya

Editor: Machmud Mubarok
Ben Cooper via Tribunnews.com
Gerhana Matahari total sebagai bagian dari gerhana Matahari hibrid, Minggu (3/11/2013), diabadikan dari wilayah Atlantik. 

BELTIM, TRIBUNJABAR.CO.ID - Kemeriahan terjadi di berbagai daerah menyambut fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT). Daerah-daerah di 12 provinsi di Indonesia menggelar sedikitnya 100 event, yang kebanyakan cultural event.

"Setiap daerah menampilkan keunikan sendiri-sendiri. Ini pelajaran penting buat kita semua, bahwa event alam seperti ini bisa dikemas secara baik dan menghasilkan momentum pariwisata yang luar biasa," ujar Menpar Arief Yahya saat melakukan peninjauan persiapan di Belitung Timur, dalam rilisnya, kemarin.

Di Belitung,  ada pementasan tari dengan koreografer kelas dunia, Eko Pece Supriyanto. Lalu musikalitasnya diaranger oleh Dwiki Dharmawan, pemusik yang punya kelas di level nasional. Dan tariannya bertema penambang timah di Belitung.

Di Palu juga tidak kalah seru, ada Slank di ibu kota Sulawesi Tengah. Slank itu memiliki "konstituen" fanatik yang selalu hadir dengan atribut dan bendera-bendera berlogo kebanggan group musik yang berkarakter itu. "Di sana banyak event, bahkan item event nya paling banyak," kata Arief.

Beda lagi di Palembang, ibu kota Sumatera Selatan. Ada sensasi yang cukup fenomenal di sana, yakni menutup jembatan yang membelah Sungai Musi, yang bersejarah itu. Jembatan Ampera, yang dibangun di era Presiden Soekarno itu dijadikan venue untuk Nonton Bareng (Nobar) fenomena alam yang hanya terjadi 350 tahun sekali di lokasi yang sama tersebut.

Provinsi lain juga berlomba membuat event, dari Sumbar, Sumsel, Jambi, Babel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulbar, Sulteng dan Malut.  "Hampir semua tempat sudah penuh dengan wisman dan wisnus. Orang Jakarta juga banyak yang ke daerah-daerah itu mengajak anak istri dan keluarganya, karena sulit menemukan kejadian yang sama di masa mendatang," ujar Arief.

Di Beltim, Arief Yahya sempat mengunjung beberapa objek wasata. Klenteng Kelapa Kampit contohnya, lokasinya di kota Mandar, ibukota Beltim dan kondisinya sangat bagus. Tempatnya bersih, baru, pilar-pilarnya ukiran baru dengan desain naga yang kelihatan rapi dan bersih. Ornamen-ornamen Tiongkok yang didatangkan dari Negeri Tirai Bambu itu cukup menarik perhatian publik.
Warna kombinasi merah, kuning, menambah nuansa China yang tidak kalah dari yang ada di Forbidden City. Patung Dewi Kwan Im di samping kanan klenteng dengan kolam air buatan yang indah, cukup menggoda. "Ini atraksi yang menarik. Keseniannya juga keren, kombinasi Melayu dan pukulan Barongsai, sehingga lebih berirama dan enak di dengar," katanya.

Kunjungan selanjutnya di Klenteng Dewi Kwan Im, di atas bukit juga menarik perhatian Menpar. Arief Yahya. Belum selesai 100 persen, klenteng ini, tetapi cikal bakalnya sudah bisa dirasakan hebatnya. "Bersandar di bukit, menatap laut," kata Arief Yahya.
Di Pantai Burong Mandi, juga bagus. Pasir putih, langit indah, dan ada dua pulau kecil di depan pantai pasir yang keren. "Ada banyak atraksi yang bisa menjadi daya tarik wisatawan," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved