Ini Adegan yang Selalu Muncul di Setiap Sinetron yang Kamu Tonton Lho
Penasaran seperti apa saja adegan sinetron yang seringkali muncul?
Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUNJABAR.CO.ID - Sinetron adalah sebuah tontonan yang sangat digemari masyarakat.
Setiap stasiun televisi (baik nasioanal maupun tv lokal) membuat sinetron sebagai tayangan untuk ditonton.
Sejak munculnya stasiun tv swasta nasional, sinetron tidak pernah lepas disajikan untuk masyarakat.
Setiap dekade sinetron memiliki genre yang berbeda, dan setiap tahun akan muncul artis-artis sinetron (baik itu karena ketampanan atau kecantikan, ataupun karena kualitas akting).
Sinetron masih menjadi andalan stasiun televisi untuk mencari keuntungan dalam bentuk iklan yang masuk.
Semakin banyak sinetron tersebut ditonton oleh publik maka rate (rating) sinetron tersebut akan meningkat.
Meskipun begitu, tidak jarang justru adegan-adegan dalam sinteron mempertontonkan beberapa adegan yang seirama, dalam artian sinetron seperti sudah memeiliki adegan khas yang terjadi di setiap sinetron yang ditayangkan.
Penasaran seperti apa saja adegan sinetron yang seringkali muncul? simak ulasannya seperti yang dikutip dari pulsk.com:
1. Disiram Pacar
Adegan wanita yang menyiram pacarnya dengan air minum karena kepergok selingkuh dengan wanita lain (adegan ini biasanya berlangsung di Restoran).
2. Menggagalkan Pernikahan
Adegan orang yang menghentikan sebuah pernikahan. Biasanya ketika penghulu bertanya pada para saksi, Sah para saksi?, tiba tiba ada tokoh lain yang berteriak Tunggu! Untuk menggagalkan pernikahan.
3. Hujan-hujanan
Adegan sedih saat seorang wanita atau pria sedang ditimpa kemalangan, trus lari keluar rumah (Biasanya turun hujan sampai basah-basahan dan pastinya sambil nangis).
4. Orangnya Deket Tapi Enggak Kelihatan
Adegan tokoh utama yang sedang mencari tokoh lainya (pacar, ayah, ibu, atau orang lain yang disayanginya) namun belum ketemu, padahal sudah berada di jarak yang dekat, entah karena si tokoh tidak melihat, atau pandanganya tertutup angkot (biasanya gitu sih).
5. Selalu Terlihat Seperti Superhero
Adegan tokoh utama pria yang dengan mudahnya bisa menang jika berkelahi dengan penjahat walaupun dikeroyok (Padahal di awal cerita tak ada adegan si tokoh utama pria belajar pencak silat).
6. Gelas Pecah, atau Foto Jatuh
Kalo ada firasat buruk atau terjadi sesuatu yang gawat (biasanya si tokoh utama kecelakaan atau kenapa), maka akan ada tokoh utama yang lain yang menjatuhkan gelas trus gelasnya pecah deh.
Atau tiba-tiba foto di dinding jatuh dan kacanya pecah, sambil bicara dalam hati, "Duh, jangan-jangan suamiku kenapa-kenapa".
7. Adegan Kecelakaan
Adegan kecelakaan yang sedikit aneh, padahal sudah tahu mau ada mobil atau motor yang nabrak bukanya lari atau menghindar malah cuman berdiam diri nutupin mata sambil berteriak.
8. Dikejar Penjahat
Adegan penjahat yang lagi lari-lari ngejar tokoh utama lalu berhenti sejenak cuma buat teriak "Jangan Lari loe"
9. Dari Saling Ejek-ejekan Malah Jadi Pacaran
Pada awal cerita, si wanita dan si pria musuhan. tapi akhirnya malah saling jatuh cinta. (klasik).
10. Pura-pura Amnesia
Biasanya pada adegan ini wanita atau pria yang amnesia menyempatkan diri untuk kenal dulu sama orang baru, alias pacaran sama yang baru sambil pura-pura enggak inget pacarnya sendiri. tapi pada akhirnya sih sembuh lagi dan kembali seperti semula.
11. Bergaya Settingan Jadul di Zaman Siluman Buaya, Ular, Harimau, Serigala Tapi Tiba-tiba Ada Mobil Mewah
Adegan silat tokoh utama yang memang jago silat dan padahal settingan adegan sudah diatur agar terlihat seperti silat pada zaman dahulu, musuh-musuhnya pun klasik seperti siluman-siluman menyeramkan dengan efek tayangan yang memang terlihat kurang greget.
Tapi terkadang yang membuat kecewa adalah, sedang melawan siluman, tiba-tiba muncul mobil mewah. (mungkin dipadukan zaman dulu kala yang modern)
Mungkin sinetron memang tidak akan pernah ditinggali penonton. tetapi sinetron itu menjadi sinetron yang edukasi.
Tidak sulit untuk memanusiakan Sinetron kita, tinggal bagaimana sutradara, produser, dan stasiusn televisi memiliki niat untuk memanusiakan sinetron kita. (*)