Kehidupan

Tukang Servis Raket Keliling, Iwan Terkejut Taufik Hidayat Minta Pasangkan Senar

Iwan terkejut bukan kepalang. Ia yang hanya seorang tukang servis raket keliling diminta memasang senar raket peraih medali emas di Olimpiade Athena

Penulis: cis | Editor: Kisdiantoro
TRIBUN JABAR/TEUKU GUCI SYARIFUDIN
Iwan sedang memperbaiki rakit yang rusak. 

Laporan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Berprofesi sebagai tukang servis raket keliling selama tujuh tahun banyak suka dan duka yang dialami Iwan (45), warga Jalan Gudang utara, Kota Bandung, Jawa Barat ini. Panas dan hujan sudah menjadi makanan sehari-harinya ketika menjalani profesinya tersebut.

Belum lagi ia harus membawa beban seberat 40 kilogram setiap hari dengan sepeda motor Supra Fit-nya. Di belakang ia harus membonceng alat khusus servis raket seberat 20 kilogram yang sudah paten menyatu dengan motornya.

Sisa bebannya, ia membawa tas berisi perlengkapan servis, aksesoris, dan perlengkapan bulutangkis yang dijualnya secara eceran yang diletakkanya di leher sepeda motor. Terkadang ia menjual aksesoris pemain bulu tangkis bagi para atlet.

Namun semua hal tersebut dijalaninya dengan ikhlas untuk menghidupi keluarganya. Namun siapa sangka ia mendapatkan pengalaman yang cukup langka selama menjalankan profesinya tersebut. Ya, Iwan pernah memperbaiki raket milik atlet bulutangkis ternama di Indonesia, yakni Taufik Hidayat.

"Waktu dulu ada kejuaraan nasional di Kota Bandung pada 2009. Taufik Hidayat sempat datang ke Lodaya sini untuk mengisi acara. Waktu itu saya sedang mangkal di sini. Tahu-tahu dia sama asistennya datang ke saya minta pasang senar," ujar Iwan ketika bercerita kepada Tribun di kawasan sarana olah raga Lodaya, Jalan Lodaya, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (30/11).

Tentunya Iwan terkejut bukan kepalang. Ia yang hanya seorang tukang servis raket keliling diminta memasang senar raket peraih medali emas di Olimpiade Athena pada 2004. Tentunya ada rasa khawatir dan gerogi yang menyelimutnya.

"Namun Taufik malah memintanya memasang senar dengan kencang dan tidak mempersoalkan jika terjadi kerusakan," kata Iwan. Ia pun akhirnya mengerjakan pesanan Taufik dengan senang hati.

"Jumlahnya tiga raket. Satu raket pakai senar milik saya yang harganya paling mahal merk Yonex seharga Rp 289 ribu. Waktu itu saya ada stok satu, sedangkan dua raket lainnya pakai senar yang dibawanya," ujar Iwan.

Tak hanya Taufik, katanya, beberapa atlet bulu tangkis lainnya juga sempat mempercayakan raketnya untuk dipasangi senar. Antara lain Trikus Haryanto dan Ryan Yohwari. Ryan yang merupakan atlet bulu tangkis difabel ini dengan beberapa gelar juara dunia itu menjadi pelanggannya.

"Kalau lagi di Bandung Ryan biasanya menelpon untuk datang servis atau pasang senar raketnya," kata Iwan.

Iwan mengaku tak pernah memasang iklan untuk memuluskan usahanya tersebut. Ia hanya mengandalkan kepercayaan orang-orang yang pernah dilayaninya. Itu mengapa ia mempertahankan sistem keliling ketimbang membuka kios.

"Kalau dengan keliling ini saya jadi lebih banyak kenal orang ketimbang buka kios. Di Bandung sendiri belum ada yang seperti saya. Kalau kios sudah ada beberapa, tapi itu tidak bisa ditunggu. Kalau saya bisa ditunggu," ujar Iwan.

Dengan alat khusus dan piranti lainnya seperti tang, gunting, lilin, dan jarum berbagai ukuran, Iwan mampu menyelesaikan sulaman senar raket bulu tangkis selama 25 menit.

"Alhamdulillah belum pernah gagal. Kalau awal-awal pernah gagal bahkan body raket patah. Biasanya itu karena tidak konsentrasi atau ada yang tidak tepat sewaktu pasang senar," kata Iwan. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved