Catut Nama Pesiden
Siapa yang Merekam Percakapan Setya Novanto, Reza Chalid, dan PT Freeport? Ini Penjelasannya
TIDAK ada yang salah dalam rekaman percakapan antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha minyak Reza Chalid, dan petinggi PT Freeport berinisial MS.
JAKARTA, TRIBUNJABAR.CO.ID — Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Said Didu, mengatakan, tidak ada yang salah dalam rekaman percakapan antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha minyak Reza Chalid, dan petinggi PT Freeport berinisial MS.
Dia meyakini, rekaman percakapan tersebut legal dijadikan bukti di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Dalam rekaman tersebut, Novanto bersama Reza Chalid disebut meminta saham ke petinggi PT Freeport dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Kalau misalnya saya menyadap orang yang akan membunuh saya, apa saya melanggar? Kan tidak. Umpamanya orang ini merekam untuk melindungi dirinya," ucap Didu seusai menyerahkan rekaman tersebut ke Sekretariat MKD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/11/2015).
Didu enggan mengungkap siapa yang merekam percakapan tersebut.
Dia juga tidak mau bicara dari mana Kementerian ESDM mendapatkan rekaman itu.
Namun, dia meminta publik untuk tidak terjebak dengan pihak-pihak yang mempermasalahkan adanya rekaman tersebut.
Sebelumnya, rekaman percakapan ini memang dipermasalahkan sejumlah pihak, seperti Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
Keduanya menganggap rekaman tersebut ilegal karena merekam percakapan pribadi pejabat negara secara diam-diam.
Dalam laporannya ke MKD, Senin (16/11/2015) kemarin, Sudirman menyebut Setya Novanto bersama pengusaha minyak Reza Chalid menemui bos PT Freeport sebanyak tiga kali.
Pada pertemuan ketiga 6 Juni 2015, Novanto meminta saham sebesar 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wapres demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport.
Novanto juga meminta agar diberi saham suatu proyek listrik yang akan dibangun di Timika dan meminta PT Freeport menjadi investor sekaligus off taker (pembeli) tenaga listrik yang dihasilkan dalam proyek tersebut.
Saat itu, Sudirman turut menyampaikan bukti berupa transkrip pembicaraan antara Novanto, pengusaha, dan petinggi PT Freeport. (Ihsanuddin)