Jemaah Haji Jadikan Tragedi di Tanah Suci Sebagai Pelajaran

Laporan Yudha Maulana

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Dua insiden di tanah suci, Makkah seyogyianya menjadi pelajaran yang penting dalam perjalanan spiritual Roni Sukmawan (39) salah seorang jemaah haji di KBIH Masjid Raya Bandung.

Ia menyoroti peristiwa jatuhnya crane yang menimpa Masjidil Haram, 11 September silam seharusnya bisa dijadikan hikmah bagi pengelola ibadah haji di Mekkah agar bisa menjaga kekhusyukkan para jemaah haji.

"Kita ingin beribadah dengan khusyuk disana(Makkah), tapi kadang terganggu dengan suara gaduh dari proyek disana, walau begitu saya yakin para korban bisa syahid," ujar Roni kepada Tribun, Kamis (1/10/2015) malam.

Ia mengaku baru pertama kali mengetahui tragedi jatuhnya crane dari istrinya di Bandung, padahal sesaat sebelum jatuhnya crane ia hendak menunaikan shalat di masjid yang disakralkan oleh seluruh umat muslim sedunia tersebut.

"Kebetulan saat itu saya dengan rombongan masih ada di pondokan, ketika mau shalat tiba-tiba angin besar, sampah-sampah berterbangan disana dari hotel kelihatan," ucap Roni.

Soal tragedi Mina, pria beranak satu ini menuturkan, KBIH nya bisa bekerja dengan profesional dengan menetapkan waktu yang tepat sehingga rombongan terhindarkan dari saling berdesakan saat melakukan lempar jumrah yang merupakan salah satu syarat haji.

_{Suasana suka cita berbaur haru saat kedatangan jemaah haji di Masjid Raya Bandung, Kamis (1/10/2015) malam. --- Yudha Maulana}

"Karena pada waktu Subuh belum terlalu padat, jumrah kedua selepas Magrib, puas sekali karena secara teknis betul-betul ahli di lapangan," ujar Roni.

Ia pun mengungkapkan kegembiraannya bisa bertemu kembali dengan keluarganya.
"Luar biasa senangnya bisa kembali ke tanah air, setelah mengalami berbagai peristiwa yang terjadi," ucapnya.

Roni dan rombongan haji kloter 6 dari KBIH Masjid Raya Bandung tiba di Masjid Raya Bandung pada Kamis (1/10) malam sekiranya pukul 22.50. (*)