Succes Story
Farah Qoonita Berbisnis Meski Masih Kuliah
SELAIN berbisnis, Qoonit juga harus membagi waktu dengan kuliah, organisasi dan juga waktu istirahatnya.
Laporan Muhamad Irfan
SELAIN berbisnis, Qoonit juga harus membagi waktu dengan kuliah, organisasi dan juga waktu istirahatnya.
Menurutnya, mau tidak mau waktu istirahat harus berkurang.
"Saya sih pake sistem peralihan fokus. Misal hari ini fokus ke organisasi. Hari selanjutnya buat bisnis. Begitu seterusnya," ungkap Qoonit.
Menurutnya, sudah tidak ada waktu untuk bersantai-santai lagi.
"Setiap hari harus ada yang dikerjain, dicicil. Kalau ada hari-hari gabut pasti deh bakal kelabakan nantinya," kata Qoonit.
Untuk yang ingin memulai berbisnis menurutnya tidak ada yang perlu ditakuti.
"Kalau udah nemuin suatu kemampuan yang dibutuhkan orang lain dan orang lain enggak punya itu, nah itu wajib banget ditekunin," tuturnya.
Awalnya, Qoonit juga ragu untuk memulai bisnis.
"emang bakal ada yang beli desain Qoon?. Tapi setelah dicoba ternyata ada," ujar Qoonit.
Dengan komitmen bisnis yang kuat, menurutnya pasti akan ada banyak pelajaran baru yang didapat.
"Misal, belajar diskusi dengan pelanggan, belajar bikin daftar keuangan, belajar gaya desain baru, belajar motion baru, dan masih banyak lagi. Learning by doing lah istilahnya," ujar Qoonit.
Qoonit juga mengatakan jadikan bisnis sebagi kuliah kedua. Orientasinya cari jalan, bukan cari uang.
Untuk mencegah bosan berbisnis, menurutnya perlu perencanaan bisnis jangka panjang. Dengan demikian, ada target yang harus dicapai.
"Cari teman-teman yang sevisi misi. Banyak berdoa dan beribadah kepada Allah. Asli itu ningkatin semangat banget," kata Qoonit. (*)
