Dampak Relokasi PKL di Garut
Jalur Angkutan Umum di Jalan Guntur Garut Akan Jadi Satu Arah
Selanjutnya, Wahyu mengatakan akan menginventarisasi para kusir delman dan penarik becak
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
GARUT, TRIBUNJABAR.CO.ID - Relokasi PKL Pengkolan ke Gedung PKL menyebabkan kemacetan parah di Jalan Guntur.
Pemerintah berencana merekayasa lalu lintas, terutama rute angkutan umum, becak, serta delman, yang melewati jalan tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Garut, Wahyudijaya, mengatakan terdapat tujuh trayek angkutan umum yang melewati Jalan Guntur.
Rencananya, tujuh trayek ini akan disatuarahkan saat melewati salah satu jalan terpadat di Garut tersebut.
"Nantinya akan satu arah dari arah Bundaran Pramuka menuju Sukaregang. Beberapa rute dibelokkan ke arah Jalan Ahmad Yani. Setelah relokasi PKL, terjadi kemacetan masif karena Jalan Guntur semakin ramai," kata Wahyu, Selasa (11/8).
Selanjutnya, Wahyu mengatakan akan menginventarisasi para kusir delman dan penarik becak, termasuk simpulannya atau para pengusahanya, yang beroperasi di Jalan Guntur. Operasi mereka di Jalan Guntur harus dikendalikan.
"Delman ditempatkan di beberapa jalur dan ada titik-titik yang tidak boleh dilewati delman. Kita cari alternatifnya di mana. Memang tidak ada regulasi yang menentukan kuota delman dan becak di Garut sehingga jumlahnya tidak terkontrol," ucapnya.
Keramaian di Jalan Guntur, katanya, akan bertambah menyusul dibangunnya Gedung PKL kedua dan ketiga. Karenanya, penataan lalu lintas harus segera dilakukan.
Wahyu mengatakan pihaknya pun tengah menata lalu lintas di Jalan Ahmad Yani. Setelah dibersihkan dari aktivitas PKL, para penarik becak tampak parkir di pinggir jalan, dan beberapa warga membandel dengan parkir di bahu jalan tersebut.
Padahal seharusnya, Jalan Ahmad Yani menjadi kawasan tertib lalu lintas. Kawasan ini harus selalu lancar tanpa hambatan apapun, tidak terganggu parkir atau kendaraan umum yang ngetem. (*)