Proyek PLTA Jatigede Sumedang
Ully Sigar Ditemani Paramitha Rusady Bicara di Kawasan Waduk Jatigede
Menjelang penggenangan Bendungan Jatigede, komplek makam keramat Aji Putih menjadi panggung penolakan warga
Penulis: Deddi Rustandi | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Deddi Rustandi
SUMEDANG, TRIBUNJABAR.CO.ID – Menjelang penggenangan Bendungan atau waduk Jatigede, komplek makam keramat Aji Putih di Kampung Cipeueut, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja menjadi panggung penolakan warga atas penggenangan Jatigede, Jumat (31/7/2015).
Situs Keramat Prabu Aji Putih ini paling dikeramatkan karena dianggap sebagai guru para raja awal berdirinya Sumedanglarang. Makam Prabu Aji Putih berada di puncak bukit yang dikelilingi parit dan Sungai Cibayawak dan dikeliling pohon jati besar berusia ratusan tahun.
Pada kesempatan itu, Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) melakukan aksi di makam keramat Aji Putih. Aksi FSKN ini diiukti juga ketua Yayasan Pangeran Sumedang sampai nonoman karaton Sumedanglarang.
Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Cagar Budaya FSKN, Ully Hary Rusady yang beken dengan panggilan Ully Sigar, menyebutkan pihaknya tidak bermaksud menentang pembangunan pemerintah.
“Kami tidak menentang proyek Bendungan Jatigede ini,” kata Ully yang ditemani adiknya Paramitha Rusady.
Hanya saja, terang Ully, ia yang mewakili keluarga besar keturunan Raja Sumedanglarang hanya ingin situs cagar budaya dan makam leluluhur Sumedang dikawasan Jatigede tidak diganggu.
“Di Makam Cipeueut ini ada makam leluluhur kami, Prabu Aji Putih yang merupakan ra akerajaan Tembong Agung yang merupakan cikal bakal kerajaan Sumedanglarang,” kata Ully yang juga ketua Yayasan Garuda Nusantara.
Menurutnya, pemerintah memiliki teknologi yang cangih dan tahu caranya supaya makam keramat leluhur Sumedanglarang itu tak digenangi.
“Saya menyerahkan ke pemrintah yang tahu tentang teknologi supaya makam ini tak digenangi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, data Balai Pengelolaan Keperbukalaan Sejarah dan Nilai Tradisi (BPKSNT) Dinas Periwisara dan Kebudayaan Jabar menyebutkan ada 48 situs cagar budaya. Dari data itu sebanyak 33 situs bakal tenggelam oleh Waduk Jatigede.
Sejak tahun 2009 lalu, BPKSNT melakukan relokasi situs. Dari 33 situs yang tenggelam sebanyak 30 situs direlokasi. Dari 2009 sampai 2012 sudah 15 situs direlokasi.
Namun upaya relokasi situs di Jatigede itu banyak yang menentang. Bahkan beberapa warga bersiap mempertahankan situs yang dikeramatkan itu.
“Harus ada penanganan khusus terkait masalah situs di Jatigede itu,” kata Edi Askhari, anggota Komisi B DPRD Sumedang yang juga mantan Ketua Pansus Jatigede. (*)