Liputan Mudik 2015

Mudik Sekalian Belanja Batik, Yuk!

SAAT melintasi Pantura Cirebon misalnya, pemudik bisa menyempatkan diri berburu kain batik khas Cirebon.

Penulis: roh | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
TRIBUN JABAR / IDA ROMLAH
Anah (40) menunjukkan kain batik tulis di kiosnya di Pasar Batik Trusmi, Senin (13/7/2015). Pemudik bisa beristirahat sekaligus belanja batik di Pasar Batik Trusmi yang terletak di pinggir Jalan Utama Pantura Cirebon atau 100 meter sebelah barat Pasar Pasalaran, Kecamatan Weru. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ida Romlah

CIREBON, TRIBUNJABAR.CO.ID - Mudik melalui jalur Pantura tak sekadar melintasi jalan nasional yang menghubungkan ibukota negara dengan sejumlah kota di Pulau Jawa, namun lebih dari itu.

Satu di antaranya menikmati produk khas dari kota yang dilewati, mulai dari makanan hingga kerajinan tangan.

Saat melintasi Pantura Cirebon misalnya, pemudik bisa menyempatkan diri berburu kain batik khas Cirebon.

Kain tersebut mudah ditemukan, terutama di kampung batik Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Sebab, di kampung tersebutlah sentra kerajinan kain batik diproduksi.

Dari jalur utama Pantura Cirebon, pemudik cukup mengambil jalur kiri di kawasan Plered. Setelah tiba di depan Pasar Pasalaran atau simpang empat Plered, pemudik tinggal belok kiri ke arah Kampung Batik Trusmi. Beberapa puluh meter di sepanjang jalan itu berdiri sejumlah rumah yang disulap menjadi ruang pamer (show room) kain batik.

Jika tak mau jauh-jauh ke Kampung Batik Trusmi, ke Pasar Batik Trusmi bisa menjadi pilihan. Lokasinya yang berada tepat di pinggir jalan utama Pantura Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon atau sekitar 100 meter sebelum Pasar Pasalaran sangat memudahkan pemudik untuk bisa berbelanja kain batik.

Jangan salah, aneka macam kain batik maupun pakaian jadi berbahan batik tersedia di Pasar Batik Trusmi. Malah harganya jauh lebih murah ketimbang dari ruang pamer yang berada di Kampung Batik Trusmi.

Seperti sehelai kain batik tulis ada yang dihargai Rp 150.000-Rp 200.000 per lembar. Itu tergantung pada motif dan pewarnaan pada kain batik. Jika mau yang bagus, ada juga yang dihargai di atas Rp 500.000 per lembar.

Sementara sepotong blues wanita dari kain batik tulis hanya berkisar Rp 200.000-Rp 300.000, dan hem pria Rp 150.000-Rp 250.000 per potong. Pakaian dari batik cap tentu lebih murah dari harga di atas.

"Di sini memang lebih murah karena langsung dari perajin," ujar pecinta kain batik, Masrifah (45) saat berbelanja di Pasar Batik Trusmi, Senin (13/7/2015).

Dia mengaku sering berburu kain batik di Pasar Batik Trusmi lantaran harganya yang lebih terjangkau, meski kualitas sama dengan yang dijual di toko-toko di Kampung Batik Trusmi. "Beda harganya bisa sampai 60%an," ujarnya.

Perajin sekaligus penjual batik di Pasar Batik Trusmi, Anah (40) mengatakan, kain batik maupun pakaian jadi berbahan batik yang dijual di Pasar Batik Trusmi sama seperti apa yang dijual di toko-toko di Kampung Batik Trusmi. Sebab, kata dia, apa yang dijual di pasar dengan di toko merupakan hasil kreasi para perajin batik Trusmi.

"Dulu juga kami sebelum ada pasar ini memasok batik ke toko-toko di sana. Cuma setelah ada pasar, kami sewa kios murah dan bisa jualan di sini. Jadi batik ini buatan sendiri dan dijual sendiri juga," kata Anah. (*)    

//

MASYA ALLAH! SMART MUSLIM.. ITIKAF DI 10 HARI TERAKHIR RAMADAN TERNYATA BERMANFAAT BAGI KESEHATAN.. BACA...

Posted by Tribun Jabar Online on Thursday, July 9, 2015
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved