Sidang Terbuka Promosi Doktor

Pemimpin Perusahaan Tribun Jabar Raih Gelar Doktor Sangat Memuaskan

PITOYO, Pemimpin Perusahaan Tribun Jabar mempretasikan disertasi hasil penelitian selama dua tahun.

Penulis: Tiah SM | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
TRIBUN JABAR / GANI KURNIAWAN
SIDANG PROMOSI DOKTOR - Pemimpin Perusahaan Tribun Jabar Drs. H. Pitoyo, M.IKom menyampaikan disertasinya di hadapan tim penguji pada Sidang Promosi Doktor di Kampus Pascasarjana Unpad, Jalan Dipati Ukur, Kota Bandung, Jumat (5/6/2015). Adapun judul disertasi adalah Konstruksi Makna dan Komunikasi Nabi Baru Mirza Ghulam Ahmad (Studi Fenomenologi Jemaat Ahmadiyah Bandung). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID --- Pitoyo, Pemimpin Perusahaan Tribun Jabar raih gelar doktor dengan yudisium sangat memuaskan. 

Ia berhasil mempertahankan disertasi Kontribusi Makna dan Komunikasi Nabi Baru Mirza Ghulam Ahmad di Sidang Terbuka Promosi Doktor di Kampus Unpad Bandung Jalan Dipatiukur Bandung, Jumat (05/06/2015).

Tim promotor sidang dipimpin Prof H Deddy Mulyana, MA Ph.D, Dr Hj Siti Karlina, Dr h Rohanda MSi, Prof Dr Hj Nina Winangsih Syam dra MS, Prof Dr H Asep Saeful Muhtadi MA, Prof Dr H Pawit M Yusuf, Prof Dr H Dadang Suganda M Hum.

Pitoyo mempretasikan disertasi hasil penelitian selama dua tahun dengan judul Konstruksi Makna Komunikasi Nabi Baru Mirza Ghulam Ahmad dengan Studi Fenomologi Jemaat Ahmadiyah di Kota Bandung.

Menurut Pitoyo perbedaan makna terhadap kata Ahmadiyah dalam komunikasi dipengaruhi oleh persepsi yang muncul di masyarakat muslim bahwa Ahmadiyah bukan sekedar kata benda sebuah lembaga komunitas Islam

Namun sebagian besar masyarakat muslim memaknainya sebagai sebuah komunitas yang sesat dan dilarang pemerintah.

Disebutkan Pitoyo, ia memfokuskan penelitian ke Ahmadiyah Qadian atau jemaat Ahmadiyah Indonesia di Kota Bandung.

Adapun alasannya, karena di Jawa Barat hanya Kota Bandung yang tidak melarang keberadaan Ahmadyah.

Untuk mengetahui, kontruksi makna nabi bari Mirza Ghulam Ahmad mewawancarai khalifarul Masih V Mirza Masroor Ahmad sebagai pemimpin tertinggi Ahmadiyah di Singapura dan London Inggris.

Pitoyo mewawancara hampir semua anggota jemaah Ahmadiyah di Jabar.

Bahkan mengunjungi rumah Mirza Ghalam di India dan mengunjungi makam Yesus Kritus di Srinagar Kasmir India.

Tak hanya tokoh Ahmadiyah yang diwawancara banyak tokoh yang diwawnacara diantaranya Gubernur jabar Ahmad Heryawan karena mengeluarkan Pergub tentang larangan menyebarkan ajaran Ahmadiyah.

Begitu juga mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada ikut menjadi penelitian karena tidak melarang jemaat Ahmadiyah di Kota Bandung.

Hasil penelitian Pitoyo menyimpulkan dan saran yaitu bahwa Mirza Ghulam Ahmad dalam menginstruksikan makna kenabian berdasarkan kitab perjanjian lama, kitab perjanjian baru, Al Qur'an dan hadits serta buku-buku sejarah.

Kontruksi makna kenabian Mirza Ghulam Ahmad ini. Berdasar atas teori Peter Berger dan Thomas Luckma disebut dengan upaya legitimasi (pembenaran).

Pembenaran ini dilestarikan dengan mewajibkan anggota jemaat Ahmadiyah untuk tidak mengkaji dan membandingkan ayat-ayat yang dijadikan argumentasi Mirza Ghulam Ahmad dengan pemikiran umat Islam.

Pesan Ahmad oleh jemaat Ahmadyah dimaknai sebagai pembawa pesan kebenaran mutlak.

Menurut Pitoyo Ahmadyah berdasar penelitian memiliki dalil-dalil tentang kenabian, memiliki nabi baru, memiliki masjid sendiri yang terpisah dengan umat Islam lainnyan salat juga terpisah dengan umat Islam lainnya, meninggalnya pun dimakamkan di makan tersendiri, tafsir Al Quran berbeda dengan umat Islam .

"Saya berkesimpulan bahwa Ahmadiyah mengonstruksi sebuah sekte di Islam yang eksklusif dari awal pendirian yang memisahkan dengan umat Islam lainnya," ujar Pitoyo.

Lebih jauh, Pitoyo mengatakan orang masuk Ahmadiyah diantaranya karena keturunan dan pernikahan.

Dia menyarankan pemerintah sudah seharusnya melindungi dan memberi rasa aman kepada semua pemeluk agama termasuk anggota jemaat Ahmadiyah dan melarang adanya aksi anarkis yang berujung pada kekerasan hingga aksi pembunuhan pada jemaat Ahmadiyah, kendati terjadi perbedaa dalam penafsiran ajaran Islam.

Sidang terbuka di hadiri tokoh agama, tokoh masyarakat, kerabat, serta sahabat. Usai dinyatakan lulus dengan Yudisium sangat memuaskan, Pitoyo mengucapkan syukur dan dengan suara bergetar menyebutkan nama-nama yang dinilai mendukung atas prestasi yang diraihnya. (*)

//

SETELAH PENAT DENGAN BERAGAM AKTIVITAS.. TAYANGAN INI SEMOGA BISA MENGHIBUR TRIBUNNERS.. MESKI BEGITU, ADA PESAN MORAL...

Posted by Tribun Jabar Online on Friday, June 5, 2015
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved