Guru TK Cantik
Guru TK Cantik Yeri Maltriana Gembira Rumah Reyotnya Disulap Layak Huni
Kurang dari seminggu rumah milik Yeri akan segera selesai, keluarga Yeri bisa menempati rumah barunya
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Kisdiantoro
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Masih ingat dengan Yeri Maltriana? Seorang guru Taman Kanak-kanak (TK) yang cantik, warga kampung Solokan Jarak, Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang yang tinggal di rumah reyot dan hampir ambruk.
Perempuan yang telah megabdikan diri sebagai guru TK di TK pertiwi Bojong Loa, Kcamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, sejak 8 tahun silam dengan hanya berpenghasil Rp 350.000 itu, menghabiskan suka dukanya bersama keluarga di rumah reot tersebut.
Kini perempuan berumur 27 tahun itu bersama keluarganya dalam waktu yang dekat akan segera menempati rumah barunya. Rumah reot yang dulu ia huni bersama Ibu dan ketiga saudaranya itu, disulap menjadi lebih layak untuk ditinggali.
Yeri bersama keluarga, mendapat bantuan dari Bupati Sumedang untuk perbaikan rumahnya pada Selasa (3/3) lalu. Bantuan yang diberikan senilai Rp 20 juta yang digunakan untuk merenovasi rumahnya itu.
Kini rumah Yeri yang telah disulap itu, sudah hampir selesai. Berkat bantuan dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Komando Rayon Moliter (Koramil) dan perangkat Desa Cipacing, renovasi rumah yang ditargetkan memakan waktu sbeulan itu 90 persen sudah rampung.
"Kurang dari seminggu rumah milik Yeri akan segera selesai, keluarga Yeri bisa menempati rumah barunya," Ujar Entis, Ketua RW 3 Desa Cipacing, Selasa (31/3).
Entis mengatakan, sebenarnya ada banyak kendala dalam peenovasian rumah Yeri tersebut. Dana yang didapat dari bantuan Bupati Sumedang sempat tidak mencukupi. Akan tetapi dengan usaha kepala desa setempat, akhirnya mendapat tambahan dana melalui swadaya masyarakt tingkat desa.
Pantauan Tribun di lapangan, rumah milik Yeri yang kini telah direnovasi itu kondisinya sudah bagus. Pondasi rumah dibuat kokoh dengan dibangun menggunakan batu yang di semen. Tak hanya itu. Setengah rumahnya telah di buat tembok bukan dengan bilik lagi, walaupun setengahnya lagi menggunakan triplek untuk dindingnya.
Memang kondisi rumah yeri yang sekarang tidak betul-betul dibangun sangat kokoh dengan full dinding tembok, hal itu dikarenakan terbatasnya biaya. Akan tetapi atap dan semua ruangan yang ada didalamnya sudah jauh layak dti sebelumnya. Tidak lagi terlihat lubang-lubang di dinding bahkan atapnya.
Walaupun begitu, kondisi rumah Yeri sudah bisa dikatakan layak untuk dihuni. Dna yabg terpenting, Yeri dan keluarga tak lagi harus kebingungan jika turun hujan atau bahkan banjir.
Seperti yang pernah dikabarkan Tribun beberapa waktu lalu, Yeri menempati rumah reot hampir seumur hidupnya. Rumah reotnya dulu berukuran 9x7 meter persegi itu, kondisinya 90 persen rusak parah. Bahkan bagaian samping kanan rumahnya sudah menyatu dengan tanah.
Tak heran, sewaktu turun hujan, Yeri bersama keluarganya seringkebingungan lantaran, rumahnya berada di kawasan terendam banjir. Tak hanya itu, atap rumahnya banyak yang berlubang, tak jarang air hujan masuk mebanjiri setiap ruangan yang ada di dalam rumahnya. Bahkan, bilik-bilik bambu yang dijadikan sebagai temboknya pun ikut berlubang, alhasil, jika hari terik, rumahnya sering tertembus sinar matahari.
Jika banjir datang dan tingginya lebih dari paha orang dewasa, ia bersama keluarganya akan mengungsike rumah kontrakan yang ada di depan rumahnya. Letak rumah kontrakan yang sering dijadikan tempat pengungsian Yeri bersama keluarga memang jauh lebih tinggi. Kebaikan pemilik kontrakannyalah yang membuat Yeri eraama keluarga tak segan mengungsi ke tempat tersebut.
Akibat seringnya terendam banjir selama berpuluh-puluh tahun, kayu-kayu penyangga rumahnya lapuk dan menyebabkan rumha Yeri reot dan hampir ambruk. Bahkan bilik-biliknya banyak di makan rayap akibat lembab terkena banjir.