Hari Kartini
Rayani Bangga Beri Makan Halal Anak-anak dari Usaha Tambal Ban
"Sudah dari tahun 2003. Pertama yah susah. Belajar dulu sama abanglah (suaminya)," ujar Rayani malu-malu.
12 Tahun Jadi Penambal Ban, Rayani Bangga Bisa Beri Makan Anak dengan Halal
BATAM- Peluh nampak di wajah Rayani Harahap.
Sengatan matahari masih terlihat membekas di wajah wanita berambut panjang itu, sebagai penanda kerasnya pekerjaan yang harus ia lakoni tiap hari.
Tidak seperti lazimnya perempuan kebanyakan, ibu dua anak ini rela bekerja sebagai penambal ban untuk membantu sang suami.
Meski penambal ban dikenal sebagai pekerjaan yang kasar dan membutuhkan tenaga, nyatanya sejak tahun 2003, ia sudah menambal banyak motor yang kebetulan datang ke bengkelnya.
"Sudah dari tahun 2003. Pertama yah susah. Belajar dulu sama abanglah (suaminya)," ujar Rayani malu-malu.
Tak merasa malu ataupun keberatan, Rayani yang ditemui Tribun bATAM di bengkel milik suaminya yang berlokasi di sebelah Gedung REI, Batam Centre, memaparkan awal mula ia belajar menambal ban.
Saat itu, ia begitu jatuh kasihan melihat suaminya yang sibuk menambal ban.
Banyaknya antrean motor yang datang dan ingin bannya segera diperbaiki membuat suaminya kewalahan. Apalagi jika pemilik motor sudah menampakan rona wajah kesal karena lama menunggu antrian.
"Kasihan tengoknya, bisa kadang lima motor antre dan nggak bisa dilayani langsung. Dari situlah aku niat mau belajar. Apalagi nggak semua orang yang datang itukan bisa bersabar. Aku bilang sama abang waktu itu, ajarilah aku," tuturnya.
Meski sempat mengalami kesulitan, ia tak menyerah begitu saja. Selama empat bulan, Rayani mengaku sering ragu-ragu saat memulai mencongkel ban yang Bocor. Sesekali kesalahanpun dilakukannya.
"Namanya belajar pasti ada salahnya.? Pasti ada susahnya. Dulu empat bulan itu salah-salah, kadang salah masang kunci, salah congkel. Sampai akhirnya lancar, sekarang sudah bisa ganti ban, nambal, ganti oli," tuturnya sembari asik mengganti sebuah ban dalam di bengkelnya.
Sehari-hari, meski ikut membantu suaminya, Rayani pun tak lupa dengan kodratnya sebagai seorang wanita.
Ia tetap mengurus rumah, dan anak-anaknya. Bagi-bagi waktu pun harus dilakukannya agar setiap pekerjaan tidak terbengkalai.
"Pag saya duluan buka bengkel, sampai abang bangun. Setelah abang bangun, saya pulang, langsung masak. Kasih makan anak dan balik lagi ke bengkel bawa makanan buat suami. Sebab, ini buka 24 jam," ucap wanita kelahiran 30 Juli 1981 itu.
Berganti-gantian melayani pelanggan, ia pun tetap menemani anaknya yang bermain di sekitar bengkel.