Divisi Utama
PSGC Tak Mau Bernasib Seperti Arema dan Persebaya
Jangan gara-gara Persabaya dan Arema yang bermasalah. Kami ikut pula merasakan akibatnya. Itu tidak adil namanya.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Kisdiantoro
CIAMIS,TRIBUN - Kisruh persepakbolaan di tanah air yang berbuntut pada pembekuan PSSI tersebut jangan sampai merusak seluruh “belanga” persepak bolaan tanah air. Kalau ada nila setitik, jangan belanganya yang dirusak, cukup nilanya saja yang diselesaikan. Kalau ada tikus dilumbung, jangan lumbungnya yang dihanguskan, tikusnya saja yang di “tembak”.
“Jangan gara-gara Persabaya dan Arema yang bermasalah. Kami ikut pula merasakan akibatnya. Itu tidak adil namanya. Selesaikanlah persoalan Persabaya dan Arema secara baik-baik. Tetapi seluruh jadwal agenda ISL, Divisi Utama dan Liga Nusantara jangan terganggu,tetap berjalan seperti yang sudah dijadwalkan,” ujar Manejer PSGC Ciamis, H Herdiat Sunarya kepada Tribun disela-sela kegiatan donor darah “Doervoer Peduli Talasemia” di Aula Kantor Kecamatan Ciamis Selasa (21/4).
Bila PSSI dibekukan, dan seluruh jadwal liga yang sudah disusun PSSI (cq PT Liga Indonesia) ikut dibekukan, menurut Herdiat tentu ada triliyunan rupiah uang menjadi mubazir, ribuan pemain, pelatih, wasit dan pihak terkait lainnya mengganggur.
“Di Divisi Utama saja ada 59 klub, tiap klub minimal punya modal Rp 6 milyar. Demikian pula di LSI ada 18 atau 16 klub masing-masing harus punya modal minimal Rp 20 milyar. Belum lagi klub-klub di Liga Nusantara, kalau semuanya juga dibekukan, ada trilyunan rupiah uang yang sudah dikeluarkan tapi jadi mubazir,” katanya.
Dampak sistemik kalau semua jadwal liga di ISL, Divisi Utama dan Liga Nusantara ikut dibekukan, katanya tentu akan berdampak luas tidak hanya bagi pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan klub sepak bola dan pertandingan seperti pemain, pelatih, wasit, official, panpel dan sebagainya. Tetapi masyarakat akan kehilangan tontonan yang menghibur dan menjadi pemersatu bangsa. Baik mereka yang langsung menonton di stadion atau yang menonton siaran langsung melalui televise. Tontonan langsung ke stadion telah menggerakan perekomian masyarakat mulai dari pedangan asongan, tukang parker, penjualan minuman dan makanan, jas hujan, pay-ung, penjual souvenir, jersey, pernik-pernik klub dan sebagainya. Termasuk angkot, ojek dan alat transportasi lainnya.
“Untunglah, dari pertemuan PSSI dan klub tadi malam, seluruh jadwal di Divisi Utama dan liga tetap berjalan sesuai jadwal,” ujar Herdiat (sta)