Tak Hanya Pembinaan, Persoalan Klasik Kurang Dibantu Pemkab Cianjur

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku M Guci Syaifudin

CIANJUR, TRIBUNJABAR.CO.ID- Tak hanya pembinaan, persoalan klasik seperti permodalan pun kurang dibantu pemerintah Kabupaten Cianjur. Pemerintah Kabupaten Cianjur yang memiliki lembaga perbankan daerah ternyata pun tak mendukung bisnis UMKM.

"Kami kurang tertarik dengan lembaga perbankan punya pemerintah Kabupaten Cianjur karena bunganya tinggi," ujar Ketua Forum Usaha Mikro Kecil Menengah (FUMKM) Kabupaten Cianjur, Adang Herry Pratidy, Rabu (4/3/2015).

Selain itu, sambung Adang, tujuh lembaga perbankan nasional yang ada di Kabupaten Cianjur lebih mempermudah pinjaman modal kepada pegawai negeri sipil (PNS) ketimbang pelaku UMKM. Padahal uang yang ada di lembaga perbankan itu hampi 70 persennya milik pelaku UMKM. Akan tetapi hanya lima persen yang terserap oleh pelaku UMKM.

"Bisa dibuktikan misalnya satu kelompok petani menabung uang di salah satu lembaga perbankan nasional, tapi kalau mau pinjam susah. Makanya perlu pemerintah di sini agar pemberian bantuan juga lebih objektif," kata Adang.

Dari total UMKM yang ada di Kabupaten Cianjur, lanjut Adang, masih di bawah 50 persen yang bisa mendapatkan bantuan permodalan melalui lembaga perbankan. Sisanya lebih memilih meminjam modal kepada perseorangan karena prosesnya lebih fair dan tidak rumit. Namun risiko yang dihadapi lebih tinggi ketimbang meminjam melalui lembaga perbankan.

"Makanya banyak pelaku UMKM di Kabupaten Cianjur itu kurang begitu berkembang. Hanya berjalan apa adanya. Sementara mereka meminjam uang itu untuk cadangan saja. Bukan untuk modal awal karena tidak mau dibebani hutang," ujar Adang. (cis)