Batu Akik
WOW . . . Batu Akik Tasikmalaya Mirip dengan Bungbulang Dijual Miring
Puluhan warga memproduksi beragam batu mulia asal Kampung/Desa Cibatuireng, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, menjadi batu akik.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Dedy Herdiana
TASIKMALAYA, TRIBUN - Puluhan warga memproduksi beragam batu mulia asal Kampung/Desa Cibatuireng, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, menjadi batu akik. Walau kualitas batu akik tersebut mirip batu akik asal Bungbulang, Garut, yang sudah terkenal, namun warga menjualnya dengan harga miring.
Ade Karyana (58), warga Kampung/Desa Simpang, Kecamatan Bantarkalong, adalah salah satu warga yang telah memproduksi sendiri batu akik Cibatuireng. Saat ini koleksi batu akiknya telah mencapai 172 butir ditambah sembilan batu akik untuk liontin. Harganya relatif miring mulai dari Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta.
"Menurut saya kualitas batu Cibatuireng tak kalah dengan Bungbulang. Hanya saja dalam proses finishing di Cibatuireng belum maksimal, sehingga dari sisi mengkilatnya kalah oleh Bungbulang. Tapi dari sisi corak dan motif tidak ada bedanya," kata Ade, seraya memperlihatkan koleksinya, diantaranya pancawarna, giok, levender, pancawarna batik, firus, solar, hijau lumut, berbagai macam kecubung serta batu langka jasper. (stf)
Lalu bagaimana upaya Ade agar kualitas batu akik Cibatuireng tak kalah dengan Bungbulang? Baca selengkapnya di Tribun Jabar edisi cetak besok, Rabu (11/2/2015). Ikuti berita-berita menarik lainnya melalui akun twitter: tribunjabar dan fan page facebook: tribunjabaronilne.