Saum Bareng Persib

Setiap Hari Wajib Ada Lalapan

Sedikit pendiam, sederhana, dan bersahaja. Namun jangan ditanya jika dia sedang berada di lapangan hijau. Sedikit lengah, kiper lawan siap-siap

Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Darajat Arianto
zoom-inlihat foto Setiap Hari Wajib Ada Lalapan
TRIBUN JABAR/DENI DENASWARA
Sutiono Lamso

Oleh Kemal Setia Permana

SIAPA yang tak kenal dengan sosok yang satu ini? Sedikit pendiam, sederhana, dan bersahaja. Namun jangan ditanya jika dia sedang berada di lapangan hijau. Sedikit lengah, kiper lawan siap-siap harus memungut bola dari jala gawangnya.

Itulah sekilas gambaran Sutiono Lamso, mantan pemain Persib yang kini dipercaya membantu Djadjang Nurdjaman mengasirteki Pangeran Biru di musim Liga Super Indonesia (LSI) 2012-2013.

Kedigdayaan Sutiono memang akan selalu dikenang masyarakat Jawa Barat, bahkan Tanah Air. Puncak kariernya tercatat dalam sejarah emas Persib ketika dia menjebol gawang Petrokimia Putra di final Liga Indonesia I 1994-1995. Gol satu-satunya Persib dalam pertandingan itu sekaligus mengantar Persib sebagai kampiun pertama Liga Indonesia setelah era Perserikatan bubar.

Kini Sutiono dipercaya membantu Djanur untuk mengawal tugas berat membawa Persib ke puncak klasemen sementara yang kini targetnya hanya mengincar posisi dua. Tugas yang wajib diembannya ini harus tetap dikawal, meskipun saat ini para pemain sedang menjalankan ibadah puasa.

Menurut Sutiono, di bulan Ramadan ini, para pemain harus tetap all out meskipun ada beberapa pola latihan dan konsumsi makanan yang berubah.

"Pola makan dan latihan yang berubah itu kan hanya menyesuaikan waktu saja. Latihan biasanya pagi, kini jadi sore dan malam. Begitu pun makan yang tadinya pagi siang dan sore, berubah jadi sahur dan setelah berbuka atau tarawih," ujar Sutiono kepada Tribun, Minggu (21/7).

Karena ada perubahan ini, menurut Sutiono, ada beberapa hal yang harus disesuaikan antara makan dan waktu pertandingan. "Maka kita dituntut harus pintar-pintar mengatur pola makan," ujarnya.

Pola makan untuk dirinya pribadi, menurut Sutiono, tidak ada yang berubah drastis. Hanya beberapa jenis makanan yang dia rasakan ada sedikit perubahan, seperti menambah menu kolak, kurma, jus buah, dan lalap-lalapan.

Sutiono mengaku, untuk berbuka puasa, menu kolak dan lalap-lalapan memang perlu selalu ada baginya. Begitu azan tiba, kata dia, dia minum air putih satu gelas atau teh manis. Setelah itu, kolak dan kurma menjadi santapan yang mengantre berikutnya.

"Dari situ setop sebentar, salat Magrib sekaligus persiapan salat Isya dan Tarawih," kata Sutiono.

Seusai Tarawih, Sutiono tak langsung mengambil nasi. Ia terlebih dahulu menyiapkan sambal yang tidak terlalu pedas dan memastikan harus selalu ada lalap di samping sambal itu. "Saya bikin sendiri sambalnya, tidak terlalu pedas, asal hangat dan tidak membuat perut sakit," ujarnya.

Setelah memastikan sambal dan lalap tersedia, kata Sutiono, dia baru menyiapkan sepiring kecil nasi dan lauk-pauk. Barulah setelah itu dia sikat habis menu berat itu. "Setelah makan malam itu kan ada banyak waktu luang. Saya biasanya tidak lupa minum air putih yang cukup dan jus buah," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved