Bulan Puasa ini, Aji Brokenbones Ditawari Rekaman di AS
Bahkan sinar permainan gitarnya itu bukan memancar di negeri sendiri melainkan di Amerika Serikat yang menjadi kiblat musik modern selama ini.
Penulis: Dedy Herdiana | Editor: Darajat Arianto
BULAN puasa kali ini benar-benar jadi momen luar biasa bagi Samiaji, pemuda kelahiran Bandung. Selain pada 7 Juli kemarin merupakan tanggal kelahirannya 25 tahun lalu, juga menjadi momen mulai bersinar hobi main gitarnya. Bahkan sinar permainan gitarnya itu bukan memancar di negeri sendiri melainkan di Amerika Serikat yang menjadi kiblat musik modern selama ini.
Samiaji yang akrab di kalangan komunitas gitaris dengan nama "Aji Brokenbones" berhasil dilirik label rekaman dari Amrik, ShredGuy Record pada Januari 2013 lalu. Bertepatan dengan hari kelahirannya tanggal 7 Juli kemarin, album pertama gitar soloist-nya itu diluncurkan sebanyak 1.000 keping CD di Amerika Serikat dan 200 keping CD di Indonesia.
"Memasuki bulan puasa sekarang ini benar-benar menjadi momen yang paling berharga bagi saya, keluarga dan teman-teman," kata Aji yang bersamaan dengan peluncuran albumnya itu digelar peringatan ulangtahunnuya, saerta sekaligus melakukan acara 'munggahan' makan bareng sebelum menghadapi puasa di bulan Ramadan.
Diakui Aji, tawaran yang datang dari label rekaman di Amerika itu sungguh tidak disangkanya. Semua berlangsung sangat cepat. Sebelumnya Aji sempat menawarkan konsep musiknya itu kepada perusahaan rekaman yang ada di Indonesia, namun tak satupun yang tertarik dengan alasan konsep dan genre musiknya kurang pas dengan pasaran di negeri sendiri.
"Akhirnya saya coba upload di Youtube pada bulan Januari. Dua hari kemudian, saya langsung mendapat tawaran untuk rekaman dan didistribusikan dari ShredGuy Record. Saat itu tawaran datang via email dan saya langsung menyetujuinya," tutur Aji di rumah makan Sapulidi, Minggu (7/7).
Soal warna musiknya, Aji memang lebih suka dengan musik genre trash metal, tapi suka juga dengan musik tradisional buhun Sunda. Sehingga genre musik yang dilahirkannya pun beda dengan musik kebanyakan. Dia memadukan musik etnik dan modern yang disebutnya sebagai shred neoklasik etnik, orkestra neoklasik. Di kalangan komunitas metal banyak pula yang menyebutnya genre world music and shred tradisional, atau metal etnik. Karena Aji memadukan melodi gitar trash metal dengan musik tradisional Sunda buhun seperti tarawangsa, karinding yang dimainkan seniman Sunda dari Rancakalong, Sumedang. Hasil yang bisa dirasakan pendengar pun tentu akan seperti teringat pada kepiawaian gitaris dunia Yngwie Malmsteen.
Tak hanya itu, dalam penampilannya, Aji pun tampak lain dari yang lain. Karena dia menggunakan gitar double neck dan twin yang dibuat khusus oleh pabrik gitar ternama Rick Hanes. Sehingga kedua tangannya bisa langsung memainkan musik dari kedua neck gitarnya secara bersamaan.
"Saya memutuskan untuk bisa pakai twin, karena saya gede dari festival ke festival musik. Maka saya ingin berusaha mencari sesuatu yang beda. Maka sejak 2008 saya belajar pakai twin, dan alhmadulillah hasilnya seperti sekarang ini," tuturnya. (*)