Banjir Rendam Sawah di Dua Desa di Subang

Ratusan hektare sawah di Kecamatan Blanakan yakni Desa Blanakan dan Langensari, serta Desa Muara Kecamatan Ciasem, Subang, terendam air

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Adityas Annas Azhari
zoom-inlihat foto Banjir Rendam Sawah di Dua Desa di Subang
Mega Nugraha
Seorang petani berjalan di sempadan sawah yang tergenang banjir di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Sabtu (16/3).
SUBANG,TRIBUN-Ratusan hektare sawah di dua desa di Kecamatan Blanakan yakni Desa Blanakan dan Langensari, serta Desa Muara Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang, terendam air bersamaan dengan saluran irigasi dan Sungai Ciasem yang meluap. Akibatnya, sejumlah petani tidak bisa menanam bibitnya meski saat ini sudah memasuki pertengahan musim tanam.

"Saluran irigasi ini airnya dari saluran tarum timur, Sungai Cijengkol dan Ciasem. Tapi sepertinya di tiga sungai itu airnya melimpah dan aliran kesini meluap dan membanjiri lahan sawah," kata Warto (50) ketika ditemui Tribun di sekitar lahan sawah miliknya di Desa Langen Sari, Sabtu (16/3).

Di lahan yang digarapnya, terakhir kali ia memanen padi yakni bulan September. Namun, dari bulan September hingga sekarang, ia dan banyak petani lainnya, belum menanam padi kembali. Pasalnya, selama kurun waktu September hingga saat ini, lahannya sering terendam air.

"Seharusnya kami sudah menanam di bulan Januari. Jika tidak terbanjiri, bulan Maret ini padinya sudah menghijau. Tapi lahannya selalu terbanjiri. Bulan lalu saya pernah menyedot air di sawah pake mesin. Tapi besoknya terairi lagi karena hujan dan luapan air dari saluran irigasi. Kalau bulan lalu banjirnya tidak seperti sekarang," kata dia.

Ia menjelaskan, lahan sawah di daerah ini, terbentang dari Desa Blanakan, Langensari dan Ciasem. "Semuanya rata, lahan sawahnya kebanjiran semua. Luas banget, ratusan hektar," kata dia.

jika lahan sawahnya terbanjiri, ia sendiri tidak bisa memastikan akan kapan akan kembali menanam padi. Terlebih lagi, saat ini, cuaca Subang seringkali hujan deras.

"Paling-paling bisa nanam lagi nanti bulan April atau Mei," kata Warto.
Hal yang sama dialami oleh Tarjo (45), Ia mengatakan, lahan sawah seluas 17 hektare yang digarapnya, hanya menjadi kolam tanpa bisa ditanami apapun.

"Minggu lalu saya sudah menabur bibit di lahan seluas 17 hektare sebanyak 3 kwintal. Harga bibitnya Rp 10 ribu/kg, mereknya Mikongga, tapi karena banjir, bibitnya tidak jadi apa-apa karena terendam," kata Tarjo.(men)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved