Satpam dan Penjaga WC Senang Bisa Sekolah Gratis
Yudha dan Ahmad merasa senang bisa sekolah gratis di SMK Kalam Bangsa di Sekretariat Lembaga Swadaya Masyarakat Insan Abdi Bangsa
Penulis: Tiah SM | Editor: Darajat Arianto

Dua pelajar kurang mampu memilih SMK jurusan Mesin Perkakas, walau sekolah gratis tapi tetap bekerja untuk membantu orangtua. Ahmad yang kelas II SMK, setiap minggu bekerja menjaga WC di Taman Lalulintas.
"Waktu kerja hanya bisa hari minggu karena hari biasa sekolah dari jam 10 sampai jam 16.00," ujarnya.
Ahmad mengaku setiap jaga WC diupah Rp 30 ribu diberikan kepada ibunya untuk membeli beras. Setelah lulus SMK, Ahmad ingin melanjutkan kuliah sambil bekerja. "Saya ingin kuliah ingin jadi psikolog walau sekarang sekolah membuat kunci," ujarnya.
Sedangkan Yudha Suanda (19) kelas I telat masuk SMK karena setamat SMP memilih bekerja sebagai satpam. "Saya bekerja dulu, bisa melanjutkan sekolah karena ada sekolah gratis," ujar Yudha.
Walau sekolah Yudha bisa bekerja setiap hari karena kerjanya menjaga rumah di Batununggal. "Saya menjaga bekerja menjaga rumah milik ibu pengurus partai yang tinggal di Jakarta," ujar Yudha.
Yudha mengaku dipercaya menjaga rumah mewah sudah setahun lebih dan pemiliknya jarang ke Bandung. "Saya jaga rumah takut juga karena rumah tetangga banyak yang kerampokan," ujar Yudha.
Yudha dan Ahmad, dua siswa dari ratusan siswa yang masuk program Penanganan PMKS (penyandang masalah kesejahteraan sosial) jalanan berbasis kesehatan, pendidikan/seni budaya, hukum, rumah perlindungan anak dan pemberdayaan sosial kemasyarakatan. Yudha bercita-cita ingin jadi polisi karena pengalaman menjadi keamanan. (*)