Viral di Media Sosial
Masjid Al Safar Tuai Kontroversi, Ridwan Kamil dan Ustaz Baequni akan Bertemu, Catat Lokasinya Nih
Hingga kini, beredar kabar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan bertemu dengan Ustaz Rahmat Baequni. Mau bahas Masjid Al Safar?
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID - Desain Masjid Al Safar karya Ridwan Kamil yang berada di rest area Tol Cipularang sempat menuai kontroversi.
Penyebabnya, ada sebuah video viral memperlihatkan seorang pria pendakwah yang membahas mengenai desain berbentuk segitiga yang ada dalam Masjid Al Safar karya Ridwan Kamil.
Dalam video viral yang membahas desain Masjid Al Safar karya Ridwan Kamil itu, tertulis, pendakwah tersebut adalah Ustaz Rahmat Baequni.
"Ada segitiga yang ke atas ada segitiga yang ke bawah kan?" ucapnya.
Dalam video tersebut, sang pendakwah bahkan mengait-ngaitkan lambang segitiga tersebut dengan simbol Illuminati,
"Ini pintu masuknya dan lihat ini segitiga, ini segitiga semua, dan ke dalam ini segitiga mata satu," katanya.
Mengenai video viral yang membahas Masjid Al Safar itu, Ridwan Kamil sudah menanggapinya.
Tak hanya lewat media sosialnya, Ridwan Kamil juga sempat menjelaskan kepada wartawan.
Kemudian, Majelis Ulama Indonesia atau MUI juga ikut mengomentari mengenai kontroversi desain Masjid Al Safar itu.
Hingga kini, beredar kabar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, akan bertemu dengan Ustaz Rahmat Baequni.
Kabar mengenai pertemuan antara Ridwan Kamil dan Ustadz Rahmat Baequni itu diinformasikan di akun Instagram @ustadzrahmatbaequni.
• MUI Minta Masyarakat Sudahi Polemik Desain Masjid Al Safar Tol Cipularang
Akun Instagram itu terlihat mengunggah sebuah gambar yang memperlihatkan Ridwan Kamil dan Ustaz Rahmat Baequni.
Dalam gambar itu tertulis, "diskusi umum."
Namun, tak tertera tulisan yang menjelaskan apa yang akan dibahas dari pertemuan tersebut.
Jika dilihat di gambar, tampak ada potret Masjid Al Safar yang jadi latar belakang.
Pertemuan itu tertulis akan berlangsung di Masjid Pusdai Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (10/6/2019) pukul 09.00 WIB.
"Bismillah...," tulis
@ustadzrahmatbaequni.
Ridwan Kamil sebelumnya mengaku memang bersedia berdiskusi dan bertemu dengan Ustaz Baequni soal Masjid Al Safar yang viral disebut memuat simbol segitiga illuminati.
Ia berujar, forum tersebut harus dilaksanakan oleh Majelis Ulama Indonesia atau MUI.
"Jadi saya sangat terbuka karena hidup bagian dari edukasi dan kompromi tapi oleh lembaga yang punya kewenangan dalam hal syariat yaitu MUI."
"Termasuk masalah Al Safar saya serahkan diskursusnya ke MUI. Saya bersedia didiskusikan, diundang, dipertemukan dengan Ustaz Baequni tapi harus MUI yang menjadikan forum ini," kata Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Bandung, dilansir TribunJabar.id dari Kompas.com, Minggu (2/6/2019).
• Melihat Lebih Dekat Indahnya Masjid Al Safar Karya Ridwan Kamil, Kini Viral Lantaran Simbol Segitiga
Hingga berita ini ditulis, unggahan tersebut sudah disukai oleh puluhan warganet.
Komentar beragam warganet pun langsung membanjiri unggahan itu.
"Semangat ustad...bismillah...semoga rk terbuka hatinya," tulis @adindamayasari.
"Ya Allah tunjukkan yg benar itu benar yg batil itu batil semoga di bukakan pintu hidayah... Kami mendoakanmu Pak Ustadz semoga Allah menuntun lisan pak Ustadz," tulis @mamafaiza_.
"ma sya Allah mantap... cahaya Allah tidak akan pernah padam. Allahu Akbar...," tulis @zaenal.khoirurrosyid.
"Bikin kapok stad!!...," tulis @mehdymakerz.
"Bismillah, ustadz, afwan, Nitip pertanyaan ke beliau tentang pendirian patung Dajjal (yg dibantah dengan simbol cendikiawan) di jl.wastukencana , namun setelah banyak yg protes, patung itu tiba2 hilang dan ditemukan di tegal lega yaa...," tulis @alakaucay.

Penjelasan Ridwan Kamil
Ridwan Kamil yang merupakan arsitek Masjid Al Safar memberikan penjelasannya di akun Instagram @ridwankamil.
Ia mempersilakan mengenai desain bangunan yang ditafsirkan macam-macam.
"Seperti Monas yang ditafsir macam-macam. Saya tidak perlu marah terhadap tafsir, yang penting saya jelaskan bahwa jika Masjid Al Safar dikatakan sebagai implementasi dari simbol2 iluminati itu adalah kesimpulan keliru," tulis akun Ridwan Kamil.
Lebih lanjut Ridwan Kamil pun mengaku ikhlas dan memaafkan tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
Menurutnya, kesimpulan tanpa tabayun yang diviralkan seperti itu ditujukan untuk merusak nama baik dan keimanannya.
• RIDWAN KAMIL Tahu Siapa Sosok yang Sengaja Viralkan Desain Masjid Al Safar Mirip Simbol Iluminati
Ridwan Kamil pun mengaku tak akan berhenti berkarya.
Kebahagiaannya adalah melihat masjid-masjid yang didesainnya makmur dan ramai.
"Selama saya yakini, saya tidak melanggar syariat Allah SWT dan tidak melakukan apa yang difitnahkan, omongan dan caci maki manusia mah tidak akan menggetarkan iman dan keyakinan saya," tulisnya.
Berikut adalah tulisan lengkap di akun Instagram @ridwankamil:
Allah SWT menganugerahi saya daya imajinasi, yang saya gunakan untuk kebermanfaatan hidup. Bisa dalam bentuk berinovasi dalam desain bangunan/ruang arsitektur atau mengimajinasikan skenario2 perubahan sebagai pemimpin masyarakat.
• Soal Kontroversi Desain Masjid Al Safar, Emil Ngaku Bersedia Diskusi dengan Ustaz Baequni, Tapi . .
Mendesain Masjid adalah salah satu minat terkuat atau passion saya. Karena bukan ustadz, minimal saya berdakwah dengan menghadirkan infrastruktur dakwah yaitu ragam masjid di seluruh dunia yang sempit dan sementara ini.
Saya ingin menyumbangkan kemajuan seni dan arsitektur Islam. Estetika Islam sangat kuat di geometri. Maka dari itu setiap desain masjid selalu berusaha baru dan geometri berbeda.
Hasilnya beragam dari 1/2 kubah, multi kubah, kotak, silinder, tradisional sampai dengan bentuk-bentuk poligon seperti segitiga. Berbeda-beda karena desain yg baik harus merespon Geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya dll.
Masjid Al Safar adalah hasil riset teori Folding Architecture alias lipatan. Seperti origami, hasilnya adalah lekukan dan ruang berbentuk segitiga.

Jika hasilnya ditafsir macam-macam, itu dipersilakan. Seperti Monas yang ditafsir macam2. Saya tidak perlu marah terhadap tafsir, yang penting saya jelaskan bahwa jika Masjid Al Safar dikatakan sebagai implementasi dari simbol2 iluminati itu adalah kesimpulan KELIRU. Karena itu tidak benar dan tidak dimaksudkan. Dan tentunya selalu saya ikhlaskan dan maafkan, kesimpulan2 tanpa tabayun seperti ini yang kemudian diviralkan untuk merusak nama baik dan keimanan saya
Isu ini pernah dihebohkan oleh pihak yang sama di zaman pilgub 2018 untuk menjelekkan saya saat kampanye. Saya sudah maafkan, move on dan saya hanya berdoa. Alhamdulillah, Allah SWT ternyata lebih mengabulkan doa saya, bukan doa dan harapan mereka.
Saya mah tidak akan berhenti berkarya dan membawa kemajuan karena saya yakini itulah tugas Allah SWT kepada saya di dunia ini. Kebahagiaan saya adalah melihat masjid-masjid yg saya desain makmur dan ramai. Alhamdulillah. . Selama saya yakini, saya tidak melanggar syariat Allah SWT dan tidak melakukan apa yang difitnahkan, omongan dan caci maki manusia mah tidak akan menggetarkan iman dan keyakinan saya.
faidza azzamta fatawakkal Alallah. Hatur Nuhun.
• Viral Desain Masjid Al Safar Disebut Mirip Simbol Illuminati, Ridwan Kamil: Itu Kesimpulan Keliru
MUI Minta Masyarakat Sudahi Polemik
MUI meminta masyarakat menyudahi polemik desain Masjid Al Safar.
Masjid Al Safar, menurut MUI, sah menjadi tempat menunaikan ibadah salat berjemaah.
"MUI meminta kepada masyarakat untuk tidak mempertajam polemik desain Masjid Al Safar yang kini viral di media sosial. Masjid tersebut sah untuk dijadikan tempat menunaikan ibadah shalat," ujar Waketum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi dalam keterangan tertulis, Senin (3/6/2019), dikutip dari Tribunnews.com.
"Masyarakat hendaknya bijak dalam mencerna informasi dan jangan sampai termakan informasi yang keliru sehingga menimbulkan pemahaman masalah agama yang tidak benar," lanjutnya.
Ia kemudian menjelaskan, dalam Islam tidak ada aturan bentuk masjid harus seragam.

Pasalnya, tradisi dan budaya dari suatu daerah atau negara tertentu sangat mempengaruh desain sebuah bangunan, termasuk masjid.
"Seni arsitektur Islam merupakan kreasi dan inovasi yang dapat memperkaya keindahan dan keelokan dalam Islam itu sendiri. Sepanjang seni tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam."
"Jadi jangan hanya karena mendasarkan pada asumsi, dugaan dan pikiran kerdil kemudian menyebarkan informasi yang dapat menyesatkan umat Islam," ungkapnya.