VIDEO Menyapa Petugas TC Kendaraan, Menghitung Kendaraan Saat Libur Lebaran

"Awalnya sempat diprotes, tetapi kesini-sini mengerti. Biasanya saya pulang setelah lima atau empat hari lebaran," kata Bagas, warga Kecamatan Soreang

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: yudix

Berkumpul bersama keluarga pada saat Hari Raya Idul Fitri, adalah dambaan setiap umat muslim di Indonesia, namun momen tersebut tidak bisa dirasakan, salah satunya oleh para petugas Dinas Perhubungan (Dishub).

Beberapa petugas yang tidak menikmati momen tahunan tersebut, adalah petugas Traffic Counting (TC) Kendaraan Dishub Kabupaten Bandung, yang sejak H-7 hingga H+ atau hari ini, Kamis (6/6/2019), masih bertahan di Jalur Selatan Jawa Barat Nagreg.

Di tengah riuhnya kendaraan yang melintasi Jalur Nagreg sejak pagi tadi, para petugas TC Kendaraan, bertahan di menara pemantau Posko Induk Nagreg Dishub Kabupaten Bandung, untuk menghitung jumlah kendaraan yang melintas.

Pandangan terus menatap ke arah jalan, para petugas TC kendaraan menghitung satu persatu kendaraan yang melintas di Nagreg dan mencoba berusaha tetap fokus, agar kendaraan melintas tidak terlewat

Dengan cekatannya, para petugas ini memijat bergantian memijat alat penghitung untuk menghitung kendaraan roda dua, roda empat, minibus, truk, dan bus besar dan hanya akan berhenti saat waktu pergantian shift.

Bagas (38), salah satu petugas TC Kendaraan Dishub Kabupaten Bandung, mengaku sudah 13 tahun ini tidak merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga dan berada di jalur mudik Nagreg.

Ia menuturkan, saat bertugas di Hari Raya Idul Fitri, ia mengaku sedih tidak berada di tengah hangatnya keluarga yang bercengkrama dan hanya berkutat dengan alat penghitung kendaraan.

"Sedih juga, tetap bekerja dihari lebaran. Tidak bisa langsung melihat anak menggunakan pakaian baru, makan ketupat, sama ngobrol dengan saudara," kata Bagas di Posko Induk Nagreg, Kamis (6/6/2019).

Meskipun sedih tidak mampu merayakan Hari Raya Idul Fitri, kata Bagas, ia mengaku bangga, lantaran masih dipercaya selama 13 tahun oleh negara untuk mengawal jutaan orang yang mudik dari arah Barat menuju Timur.

Bagas mengatakan, saat memutuskan menjadi petugas dari Dinas Perhubungan, ia telah mengetahui risiko pekerjaan tersebut dan seluruh anggota keluarga pun mendukung profesinya itu.

"Awalnya sempat diprotes, tetapi kesini-sini mengerti. Biasanya saya pulang setelah lima atau empat hari lebaran," kata Bagas, warga Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.

Untuk mengobati rindu dengan anggota keluarga, saat istirahat melakukan penghitungan, ia selalu menyempatkan melakukakan panggilan video menggunakan fitur diaplikasi media sosial whatsapp.

Bagas mengatakan, setelah melakukab panggilan video, setidaknya rasa rindu yang ia rasakan selama bekerja, sedikit terobati, karena terus menerus diberikan semangat sampai tugas tersebut selesai.

"Yang penting selalu komunikasi dengan keluarga meskipun sibuk," katanya.

Petugas TC Kendaraan lainnya, Tria Andriani (23), mengatakan, kalau ini adalah tahun pertamanya tidak bisa merasakan momen Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga.

"Mau tidak mau harus dilaksanakan, namanya juga tugas. Keluarga juga sudah mengerti," katanya.

Video dan artikel lainnya klik link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=lia1okq_vLA&feature=youtu.be
Penulis: Hakim Baihaqi
Video Production: Wahyudi Utomo

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved