Alasan Macan Kumbang Masuk Permukiman Warga di Subang, Menurut FK3I Jabar
Pegiat lingkungan dari Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I Jabar) menyoroti kasus macan kumbang yang turun ke permukiman warga di Subang
Penulis: Ery Chandra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Pegiat lingkungan dari Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia ( FK3I Jabar ) menyoroti kasus macan kumbang yang turun ke permukiman warga di Subang baru-baru ini.
Menurut FK3I Jabar, macam kumbang turun ke permukiman warga lantaran hewan bernama latin panthera pardus melas itu terancam punah.
Koordinator FK3I Jabar, Dedi Kurniawan mengatakan pihaknya pernah mencatat kasus serupa pada 2009.
Ketika itu, lebih dari puluhan ekor macan yang keluar dari habitat mereka. Akibatnya, sebagai dari macam itu mati sedangkan sebagian lalu dititipkan di kebun binatang.
Hingga berakhir tewas atau berada di kebun binatang sebagai hewan titipan yang menjadi tontonan berbayar.
• BBKSDA Jabar Sayangkan Penembakan Macan Tutul di Soreang, Pelaku Belum Ditindak
• Macan Kumbang Gegerkan Warga Cimalingping Subang, Masuk ke Permukiman dan Terkam Warga
"Turunnya macan dari habitat biasanya disebabkan oleh rusaknya habitat potensial macan tutul. Tidak adanya ketersediaan makanan akibat perburuan serta intervensi manusia yang berlebihan atau alih fungsi kawasan yang mengakibatkan daerah teritori macan tutul terganggu," ujar Dedi, kepada Tribun Jabar, di Kota Bandung, Senin (3/6/2019).
Dedi Kurniawan menuturkan tidak ada perhatian dari institusi atau perusahaan terhadap macan kumbang atau macan tutul jawa ini.
Padahal, perusahaan-perusahaan itu sudah memanfaatkan hutan yang merupakan tempat habibat macam tutul.
Padahal, ucapnya, macan tak hanya di kawasan konservasi tapi berpotensi ada di kawasan lindung perhutani dan perkebunan besar.
"Perlu dilakukan penyadaran bersama-sama seiring dengan aturan dan kebijakan yang terus berpihak pada keberlangsungan hidup manusia dan satwa," katanya.