Video Viral Iluminati, Ridwan Kamil : Jika Segitiga Dilarang, Hanya Tinggal Kotak dan Lingkaran
Potongan video tersebut menampilkan seorang penceramah yang menyebut Masjid Al Safar di rest area KM 88 B Tol Cipularang
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Potongan video yang menampilkan seorang penceramah yang menilai gaya arsitektur masjid-masjid rancangan Gubernur Jabar Ridwan Kamil kental dengan simbol iluminati, sebuah organisasi kuno dunia ramai diperbincangkan. Gubernur yang merupakan arsitek ini pun membantahnya.
Potongan video tersebut menampilkan seorang penceramah yang menyebut Masjid Al Safar di rest area KM 88 B Tol Cipularang di Purwakarta yang didesain Ridwan Kamil dan tim arsitek Urbane sarat dengan simbol iluminati. Gubernur yang akrab disapa Emil ini pun mengenggap video tersebut hanya sisa kampanye negatif saat Pilgub Jabar 2018.
Sejumlah netizen pun menanyakan Emil yang biasa menggunakan desain segitiga yang dianggap dekat dengan simbol iluminati. Emil kemudian langsung angkat bicara memberi penjelasan pada netizen tentang makna arsitektur masjid tersebut, baik di twitter maupun di akun instagram pribadinya.
"Jika segitiga dilarang, maka di dunia ini geometri tinggal tersisa kotak dan lingkaran. Maka masjid-masjid tropis dengan atap ala pendopo pun harus dihancurkan? Kita ikuti akal sehat saja," kata Emil menjawab salah satu pertanyaan netizen di instagramnya, Jumat (31/5/2019).
Saking ramainya perbincangan mengenai komentar arsitektur tersebut dari netizen, Emil menjelaskan melalui posttingan berikutnya. Emil menjelaskan Allah menganugerahinya daya imajinasi yang saya digunakan untuk kebermanfaatan hidup. Bisa dalam bentuk berinovasi dalam desain bangunan atau uang arsitektur atau mengimajinasikan skenario-skenario perubahan sebagai pemimpin masyarakat.
• 4 Begal di Indramayu Ditangkap Polisi, Todongkan Pistol dan Parang Kemudian Rampas Motor Korban
"Mendesain Masjid adalah salah satu minat terkuat atau passion saya. Karena bukan ustadz, minimal saya berdakwah dengan menghadirkan infrastruktur dakwah yaitu ragam masjid di seluruh dunia yang sempit dan sementara ini," katanya.
Emil pun membuat sketsa sederhana sederet masjid yang dirancangnya sejak beberapa waktu lalu. Tidak semuanya menggunakan bentuk segitiga, tapi juga menggunakan elemen kubah seperti masjid pada umumnya.
"Saya ingin menyumbangkan kemajuan seni dan arsitektur Islam. Estetika Islam sangat kuat di geometri. Maka dari itu setiap desain masjid selalu berusaha baru dan geometri berbeda. Hasilnya beragam dari 1/2 kubah, multi kubah, kotak, silinder, tradisional sampai dengan bentuk-bentuk poligon seperti segitiga. Berbeda-beda karena desain yang baik harus merespon Geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya," katanya.
Masjid Al Safar yang diperbincangkan dalam video tersebut, menurut Emil, adalah hasil riset teori Folding Architecture alias lipatan. Seperti origami, hasilnya adalah lekukan dan ruang berbentuk segitiga.
"Jika hasilnya ditafsir macam-macam, itu dipersilakan. Seperti Monas yang ditafsir macam-macam. Saya tidak perlu marah terhadap tafsir, yang penting saya jelaskan bahwa jika Masjid Al Safar dikatakan sebagai implementasi dari simbol-simbol iluminati itu adalah kesimpulan keliru. Karena itu tidak benar dan tidak dimaksudkan. Dan tentunya selalu saya ikhlaskan dan maafkan, kesimpulan-kesimpulan tanpa tabayun seperti ini yang kemudian diviralkan untuk merusak nama baik dan keimanan saya," katanya.
• Kumpulan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2019, Tinggal Copy Paste, Kirim via WA
Isu ini, ujarnya, pernah dihebohkan oleh pihak yang sama di zaman pilgub 2018 untuk menjelekkan namanya saat kampanye. Dirinya mengklaim sudah maafkan, move on, dan hanya berdoa.
"Saya mah tidak akan berhenti berkarya dan membawa kemajuan karena saya yakini itulah tugas Allah SWT kepada saya di dunia ini. Kebahagiaan saya adalah melihat masjid-masjid yg saya desain makmur dan ramai. Alhamdulillah. Selama saya yakini, saya tidak melanggar syariat Allah SWT dan tidak melakukan apa yang difitnahkan, omongan dan caci maki manusia mah tidak akan menggetarkan iman dan keyakinan saya," ujarnya.
Emil mengatakan tudingan tersebut juga malah berbanding terbalik dengan penilaian Al Mafa dari Arab Saudi yang menjadikan masjid tersebut nominasi masjid berasitektur terbaik Abdullatif Al Fozan Award 2019 bersama 26 masjid lain di dunia. Penghargaan ini diberikan pada masjid-masjid yang menunjukan desain, perencanaan dan ide arsitektur brilian di abad 21.
Al Safar sendiri bersaing dengan masjid-masjid unik seperti Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid Minor Uzbekistan, Masjid Sancaklar Turki, Masjid Komunitas Ghana hingga dua masjid rancangan Emil dan Urbane sendiri yakni Mesjid Raya Sumatera Barat, dan Al Irsyad, Bandung Barat.