Banjir di Kabupaten Bandung
Jeritan Hati Warga Setelah Banjir di Rancaekek Tak Kunjung Surut, Padahal Sudah 4 Hari
Banjir yang diakibatkan oleh guyuran hujan intensitas tinggi pada Minggu (7/4/2019) dan luapan dari Sungai Citarik ini, tak kunjung surut.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ravianto
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Banjir di Perumahan Green Sukamanah Residence (GSR) Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, hingga Kamis siang ini (11/4/2019) masih menggenangi.
Banjir yang diakibatkan oleh guyuran hujan dengan intensitas tinggi pada Minggu (7/4/2019) dan luapan dari Sungai Citarik ini tak kunjung surut.
Padahal, dua hari terakhir ini hujan tidak mengguyur wilayah Rancaekek.
Ketinggian banjir yang melanda perumahan tersebut bervariasi, mulai dari ketinggian 10 hingga 40 sentimeter, bahkan banjir masih merendam hingga ke dalam puluhan rumah warga GSR.
Tidak hanya merendam puluhan rumah warga GSR, banjir pun menggenangi ruas jalan utama dengan ketinggian 40 sentimeter, sehingga para pengendara tidak melintasi jalan tersebut.
Warga GSR, Salsa (40), mengatakan, sudah empat hari terakhir aktivitasnya terganggu, lantaran banjir yang merendam hingga ke dalam bagian rumahnya itu tidak kunjung surut.
"Sangat terganggu, mau ngapa-ngapain juga susah," kata dia di Perumahan GSR, Kamis (11/4/2019).
Untuk melakukan aktivitas di luar perumahan, kata Salsa, ia terpaksa berjalan kaki sejauh 300 meter untuk menembus terjangan banjir, lantaran kendaraan yang ia miliki diparkir di sekitar gerbang perumahan.
Salsa mengatakan, kalau ia berharap banjir yang melanda tersebut dapat segera surut, sehingga aktivitas warga kembali berjalan normal dan terbebas dari ancaman bahaya penyakit.
"Suami saya sampai tidak kerja karena banjir tidak surut. Bahkan anak-anak juga tidak sekolah," katanya.
Pada Rabu siang kemarin, warga perumahan GSR melakukan aksi protes terhadap pihak pengembang perumahan tersebut.
Protes yang dilakukan oleh warga tersebut, yakni karena Perumahan Green Sukamanah Residence kerap dilanda banjir dengan ketinggian mulai dari 10 hingga 50 sentimeter dan selalu surut dalam waktu paling cepat satu pekan.
Massa yang merupakan ibu-ibu serta bapak-bapak ini, berkumpul di depan gerbang perumahan dengan membawa sejumlah poster bertuliskan kecaman kepada pihak pengembang.
Kecaman dalam poster tersebut, yakni bertuliskan "waterboom telah ditutup, karena telah dibuka wisata banjir" dan beberapa kali warga pun berteriak kepada aparat kepolisian serta petugas keamanan perumahan.