Breaking News

Warga Bojongpulus Tolak Wacana Reaktivasi Jalur Kereta Api Rancaekek-Tanjungsari

Warga Kampung Bojongpulus, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, menolak rencana pemerintah

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ichsan
Tribun Jabar/Hakim Baihaqi
Warga Kampung Bojongpulus, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, menyebut jalur kereta api Rancaekek-Tanjungsari sudah tidak terlihat sejak 1990. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Warga Kampung Bojongpulus, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, menolak rencana pemerintah yang akan mereaktivasi jalur kereta api Rancaekek - Tanjungsari.

Pantauan Tribun Jabar, jalur kereta api yang tidak terlihat ini, kini menjadi perkampungan warga, sawah, industri, dan bangunan sekolah, sehingga tidak menunjukkan bekas jalur kereta api Rancaekek Tanjungsari.

Warga Kampung Bojongpulus, Endang Wariat (70), mengatakan, bila jalan di kampung tersebut kembali menjadi jalur kereta api, ia takut kesulitan mendapatkan tempat tinggal.

"Kalau misalnya jadi, pasti kegusur, soalnya rumah saya di samping jalan," kata Endang di Kampung Bojongpulus, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Minggu (31/3/2019).

Endang menambahkan, adanya wacana tersebut, ia menolak untuk pindah, lantaran ia melaksanakan wajib pajak kepada pemerintah setiap tahunnya dan ia pun telah tinggal di Kampung Bojongpulus lebih dari 30 tahun.

"Jangan sampai jadi, karena itu merugikan masyarakat kecil. Saya berharap itu cuma rencana saja," katanya.

Start Dibelakang Marc Marquez pada MotoGP Argentina 2019, Maverick Vinales Bakal Beri Ancaman

Kampung Bojongpulus merupakan salah satu kampung yang dilewati oleh lintasan kereta api nonaktif dari Stasiun Rancaekek - Tanjung Sari sepanjang 11,5 kilometer.

Berdasarkan informasi jalur kereta api Rancaekek - Tanjungsari ditutup pada 1978, karena semakin memburuknya prasarana kondisi jalur tersebut.

Jalur tersebut terpaksa ditutup, pertama dari sisi kondisi sarana dan prasarana yang memang sudah tidak layak untuk jalan.

Aktivis Antikorupsi Sayangkan Jaksa Tidak Dalami Keterlibatan Uu Ruzhanul Ulum di Korupsi Dana Hibah

Endang mengatakan, sekitar tahun 1970-an, kondisi rel sudah mulai tertutup oleh tanah yang dibangun menjadi jalan alternatif oleh warga pada waktu itu.

Namun memasuki 1900-an, kata Endang, jalur tersebut kereta api tersebut semakin tidak terlihat dan beberapa bangkai bagian dari jalur kereta masih tersisa disekitar permukiman warga.

Saya asli Desa Bojongloa, waktu tahun itu rel juga sudah mulai hilang beberapa bagiannya, ada yang diambil sama warga," kata Endang

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved