Dari Jualan Sepatu di Tegallega Jadi Pengusaha Sukses, Kirim 3.000 Produk Per Hari, JNE Beri Hadiah

Dari jualan sepatu di Tegallega menjadi pengusaha sukses. Kirim 3.000 produk per hari. Agni Adi dapat hadiah dari JNE.

Tribun Jabar/Putri Puspita Nilawati
VP of Marketing JNE, Eri Palgunadi (kiri) dan pengusaha online, Agmi Adi (kanan). Agmi memenangkan hadiah ke Selandia Baru dari JNE. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tak ada cara instan untuk menuai kesuksesan. Setiap orang butuh usaha dan kerja keras untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Seperti halnya yang dialami oleh pengusaha online, Agmi Adi Sonjaya. Ketekunan dan kesabarannya membuahkan hasil dengan kemampuan memanfaatkan marketplace untuk penjualannya.

Agmi Adi mampu mengirim lebih dari 3.000 produk yang dijualnya di marketplace setiap hari.

Hal ini dikatakan Agmi yang merupakan member JNE Loyalty Card (JLC) saat menerima hadiah di acara JLC Awards 2019, di Kalpa Tree Dine & Chill, Jalan Kiputih, Cimbuleuit, Rabu (20/2/2019).

Memiliki kontribusi yang cukup tinggi untuk dalam proses pengiriman barang dengan JNE, Agni mendapatkan hadiah berupa paket wisata ke New Zealand.

Kepada Tribun Jabar Agni menceritakan awal mula ia memulai usahanya. Pria asal Banjaran, Kabupaten Bandung ini bermula menjual sepatu di Tegallega pada 2014.

Ketika muncul media sosial, ia pun memanfaatkan Facebook dan kemudian beralih penjulannya ke Instagram.

"Setelah ramai di Instagram, salah satu marketplace menghubungi dan menawarkan untuk membuka lapak di aplikasi. Saya pun mencoba dan alhamdulillah penjualan semakin meningkat," ujar Agmi.

Bermula dari berjualan sepatu, Agmi memperluas pasarnya dengan menjual berbagai kebutuhan wanita lainnya seperti tas, aksesori, dan pakaian.

Mulanya Agnm mengimpor barang yang dijualnya, tapi beberapa pelanggannya justru komplain karena hasilnya tak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Agmi pun mencari cara lain. Ia melihat lingkungan sekitarnya. Dari situ Ia melihat banyak UMKM di daerah Banjaran yang sudah gulung tikar.

"Saya memberdayakan kembali warga sekitar untuk produksi barang-barangnya yang saya jual dengan produk namanya lova," ujar Agmi.

Walaupun Agmi merupakan seorang guru honorer TI, dalam penjualannya ia justru tidak menggunakan sistem search engine optimizion (seo) untuk semakin dikenal oleh pembelinya.

Ia menjual mengikuti keinginan pelanggan dan dikenal dengan sendirinya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved