Meski Harga Naik, Produsen Ikan Asin di Cirebon Mengaku Tak Dapat Untung Banyak, Begini Alasannya
Menurut produsen ikan asin asal Desa Bandengan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Saeri (49)
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Sejumlah produsen ikan asin mengaku tak mendapat banyak keuntungan.
Padahal, saat ini harga jual ikan asin di tingkat produsen mengalami kenaikan.
Menurut produsen ikan asin asal Desa Bandengan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Saeri (49), sulitnya produksi ikan asin di musim hujan membuat keuntungan produsen tak bertambah.
"Iya, harganya naik tapi barangnya cuma sedikit," ujar Saeri saat ditemui di pesisir pantai Desa Bandengan, Senin (11/2/2019).
Ia mengatakan, saat musim hujan produksi ikan asin menurun sehingga harganya naik.
Namun, stok yang sedikit membuat keuntungan yang didapat tak seberapa bahkan cenderung sama seperti biasanya.
"Kenaikan harganya juga enggak lebih dari Rp 5 ribu perkilogram," kata Saeri.
Sementara produsen ikan asin asal Desa Mertasinga, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Wawan (49), mengatakan, pada musim risiko kerugian produsen meningkat.
Pasalnya, ikan asin mudah membusuk terutama jika terkena air hujan saat dijemur.
• Kondisi Terkini Ali Ngabalin yang Terbaring di Rumah Sakit, Foto-fotonya Beredar di Media Sosial
Bahkan, ia mengaku pernah membuang ikan asin yang gagal diproduksi sebanyak kira-kira 1 kwintal.
"Ya makanya harga naik juga enggak ngaruh, malah rentan busuk," ujar Wawan.
Produsen ikan asin lainnya, Sodikin (51), mengakui saat musim hujan seperti sekarang tak bisa meninggalkan ikan asin yang tengah dijemur.
Fakta Bos Tekstil dari Baleendah Tewas Dimutilasi di Malaysia https://t.co/T4NA2Jm4Jv via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 11, 2019
Pasalnya, hujan bisa turun kapan saja sehingga pihaknya harus lebih waspada.
"Ini saya gantian jaga sama anak. Takut hujan tiba-tiba turun," kata Sodikin.