Menengok Kampung Langseng di Cileunyi, Sentra Pembuat Alat Masak yang Dijual Hingga Kalimantan

Saat memasuki Kampung Langseng ini, terdapat belasan industri rumahan yang setiap hari memproduksi alat masak berbahan seng

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Hakim Baihaqi
Sentra penghasil alat masak berbahan dasar seng atau biasa disebut langseng di Kampung Paledang Cikalang, Desa Cileunyi Kulon, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (16/1/2019). 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Kampung Paledang Cikalang di Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, sejak 1980-an dikenal sebagai sentra penghasil alat masak berbahan dasar seng atau biasa disebut langseng.

Saat memasuki Kampung Langseng ini, terdapat belasan industri rumahan yang setiap hari memproduksi alat masak berbahan seng mulai dari dandang, panci, langseng, wajan, hingga cerobong asap pabrik.

Suara mesin gerinda dan palu sengaja dipukul ke objek lembaran seng terdengar jelas, membuat banyak yang tidak menyangka, di balik deretan rumah penduduk terdapat aktivitas penghasil pundi-pundi rupiah.

Berbeda dengan industri pada umumnya, pembuatan alat masak di Kampung Langseng, seluruhnya dilakukan secara manual dan bertempat di halaman belakang rumah yang disulap menjadi bengkel produksi.

Pada 1980-an, jumlah tempat produksi rumahan langseng di Desa Cileunyi Kulon mencapai puluhan, seiring waktu, jumlah tersebut semakin berkurang menjadi belasan.

Miris! Murid SDN Campakawangi Belajar Beralas Tanah, Dinding dan Atap Sekolah Rusak

Serunya Bermain & Berinteraksi Bersama 30 Jenis Hewan Lucu di Mini Zoo Grand Tjokro Bandung

Sentra penghasil alat masak berbahan dasar seng atau biasa disebut langseng di Kampung Paledang Cikalang, Desa Cileunyi Kulon, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (16/1/2019).
Sentra penghasil alat masak berbahan dasar seng atau biasa disebut langseng di Kampung Paledang Cikalang, Desa Cileunyi Kulon, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (16/1/2019). (Tribun Jabar/Hakim Baihaqi)

Satu di antara belasan produksi rumahan yan masih bertahan, yaitu tempat produksi MJ grup, saat ini dilanjutkan oleh generasi keduanya, yakni oleh Aep Saepuloh (43).

Setiap harinya, di gubuk kayu berukuran 10 x 8 meter ini, delapan orang pekerja sibuk membuat berbagai alat masak, mulai dari membuat sketsa, memotong lembaran seng, hingga membentuk alat masak siap pakai.

Aep bercerita, tempat produksi tersebut awalnya didirikan oleh sang mertua, yakni Asep Halim, karena melihat peluang dan tertarik dengan apa yang dilakukan oleh warga kampung tersebut.

"Awalnya saya biasa saja tapi mulai tahun 2000 saya tertarik dan memutuskan untuk serius menjadi pembuat langseng, berbekal pengalaman dari bapak mertua," kata Aep kepada Tribun Jabar di Desa Cileunyi Kulon, Rabu (16/1/2019).

Jumlah produksi buatan Aep dan delapan orang pekerjanya itu, setiap hari mencapai 100 buah kemudian dipasarkan ke beberapa daerah di Indonesia, mulai kota di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Timur.

Untuk harga, kata Asep, alat masak yang biasa dipasarkan dalam satu set yang berisikan tiga hingga lima alat masuk berbagai ukuran, dijual mulai dari harga Rp 85 ribu hingga Rp 1,5 juta.

"Masih terbilang murah, dibandingkan alat masak impor yang satu setnya bisa sampai Rp 5 juta," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved