Video Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau yang Direkam BNPB Melalui Helikopter Hari Ini
Kondisi terkini Gunung Anak Krakatau pasca-erupsi awal Januari lalu direkam langsung melalui video oleh BNPB yang menggunakan helikopter Minggu (13/1)
Penulis: Dedy Herdiana | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUNJABAR.ID - Kondisi terkini Gunung Anak Krakatau pasca- erupsi awal Januari lalu direkam langsung melalui video oleh tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) yang menggunakan helikopter pada Minggu (13/1/2019).
Pendokumentasian kondisi terkini Gunung Anak Krakatau itu dilakukan setelah sebelumnya beredar video yang diambil oleh James Reynolds, pemilik Earth Uncut TV. Video yang diambil menggunakan drone pada 10-11 Januari 2019 itu beredar luas setelah diunggah Earth Uncut TV.
Hasil rekaman video BNPB tersebut langsung diunggah oleh Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Nugroho di akun twitternya, @Sutopo_PN, dan Sutopo pun turut memberikan penjelasan.
Ia menyebutkan bahwa tubuh Gunung Anak Krakatau telah banyak berubah.
Saat ini tinggi Gunung Anak Krakatau hanya 110 meter dari sebelumnya 338 meter.
Jumlah letusan cenderung menurun.
Status masih Siaga.
Zona berbahaya 5 km dari puncak kawah.
"Inilah Gunung Anak Krakatau (GAK) dari helicopter BNPB pada 13/1/2019, 12.31 WIB. Tubuh GAK telah banyak berubah. Saat ini tinggi GAK hanya 110 meter dari sebelumnya 338 meter. Jumlah letusan cenderung menurun. Status masih Siaga. Zona berbahaya 5 km dari puncak kawah," tulis Sutopo di twitternya.
Sebelumnya, video kondisi Gunung Anak Krakatau pasca- erupsi diunggah Earth Uncut TV.
Video tersebut diambil oleh James Reynolds, pemilik Earth Uncut TV menggunakan drone pada 10-11 Januari 2019.
Dalam akun Twitter @earthuncuttv, sejumlah video dan foto-foto kondisi Gunung Anak Krakatau diunggah.
Kondisi terkini, dikutip dari Tribunnews.com, puncak kawah Gunung Anak Krakatau tampak banyak yang hilang.
Ketinggian kawah Gunung Anak Krakatau tampak hampir sama dengan permukaan air laut.
Sedangkan dindingnya paling tinggi hanya 110 meter di atas permukaan laut (mdpl) dari sebelum tsunami, yang mencapai 338 mdpl.
Sementara dinding kawah hanya tersisa sekitar 110 meter di atas permukaan laut.
Tampak Air Laut berwarna orange kecoklatan karena bercampur dengan kawah Gunung Anak Krakatau.
Terkait kondisi terkini Gunung Anak Krakatau, Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Nugroho mengunggah video dari akun twitter @earthuncuttv dan akun twitternya, @Sutopo_PN, dan Sutopo pun turut memberikan penjelasan.
Sutopo memberikan penjelasan melalui akun Twitter @Sutopo_PN pada Sabtu (12/1/2019).
Sutopo menjelaskan jika air laut yang berubah menjadi warna orange kecoklatan memiliki zat besi tinggi.
Sutopo pun juga membenarkan bahwa tubuh Gunung Anak Kraktau telah banyak berubah.
"Kondisi Gunung Anak Krakatau pada 11/1/2019 yang didokumentasikan. @EarthUncutTv. Warna orange kecoklatan adalah hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi yang keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut. Tubuh Gunung Anak Krakatau telah banyak berubah." tulis lengkap Sutopo melalui akun twitter resmi miliknya.
Anak Krakatau "Tumbuh" Kembali Pasca-Longsor

Sementara itu, meski banyak bagian yang hilang, namun Gunung Anak Krakatau sebenarnya tumbuh.
Dikutip Tribun Jabar dari Kompas, LAPAN menjelaskan bahwa citra satelit menunjukkan perubahan morfologi gunung tersebut mulai dari Agustus 2018 hingga Januari 2019.
Dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (11/01/2019), LAPAN menjelaskan bahwa gembar tersebut didapatkan dari pengamatan citra satelit TerraSAR-X.