Bencana Angin Puting Beliung

Angin Puting Beliung Adalah Fenomena yang Biasa Terjadi, Ada Tanda-tandanya Sebelum Muncul

Beberapa wilayah di Jawa Barat seperti Rancaekek, Karawang, hingga Ciamis dihebohkan dengan kejadian angin puting beliung pada Jumat (11/1/2019) sore.

Editor: Yongky Yulius
Istimewa.
Tangkapan layar video yang memperlihatkan angin puting beliung di Rancaekek, Bandung. 

TRIBUNJABAR.ID - Beberapa wilayah di Jawa Barat seperti Rancaekek, Karawang, hingga Ciamis dihebohkan dengan kejadian angin puting beliung pada Jumat (11/1/2019) sore.

Puluhan rumah dilaporkan rusak akibat kejadian angin puting beliung yang menerjang kawasan Rancaekek, Karawang, hingga Ciamis.

Dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat angin puting beliung di Rancakek, Karawang, dan Ciamis ini terekam dalam beberapa video yang tersebar di media sosial.

Apa itu angin puting beliung?

Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan bahwa puting beliung merupakan fenomena alamiah yang biasa terjadi.

Angin Puting Beliung Juga Terjadi di Karawang, Puluhan Rumah Rusak, Seorang Warga Tertimpa Material

Terutama ketika terjadi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang yang berdurasi singkat.

Ia menambahkan, fenomena puting beliung lebih banyak terjadi pada masa transisi, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

"Dan juga saat musim hujan ketika kondisi cuaca pagi hari cerah dan terik," kata Hary dikutip Tribun Jabar dari Kompas.com, Kamis (6/12/2018).

Tanda-tanda Alam

Puting beliung datang bukan tanpa peringatan.

Hary mengungkapkan ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kemungkinan puting beliung akan hadir di suatu wilayah.

"Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb atau lebih dari 60 persen," jelasnya dalam pesan singkat, Kamis (07/11/2018).

Mulai pukul 10.00 pagi akan terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis–lapis) dan di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu–abu menjulang tinggi layaknya bunga kol.

BPBD Turun untuk Bantu Korban Angin Puting Beliung Rancaekek, Bupati: Dana On Call Rp 15 Miliar

Awan Cumulus dengan tepian berwarna abu-abu itu kemudian akan berubah warna dengan cepat menjadi abu–abu atau hitam yang dikenal dengan awan CB (Cumulonimbus).

Kemudian tanda yang muncul di sekitar kita adalah pepohonan mulai bergoyang cepat. Ini akibat dorongan angin dan udara yang terasa dingin dan disusul hujan.

Sumber: Kompas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved