Pilpres 2019
Pilih Jokowi atau Prabowo? Mahfud MD Ungkap yang Akan Dipilih di Pilpres 2019
Mahfud MD menceritakan soal memilih pemimpin pada Pilpres 2019 dan meminta kepada masyarakat untuk tidak golput.
TRIBUNJABAR.ID - Mahfud MD, makan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang kini banyak berkegiatan mengajar dan diskusi politik, mengungkapkan pilihannya di Pilpres 2019 antara Jokowi dan Prabowo.
Mahfud MD menceritakan soal memilih pemimpin pada Pilpres 2019 dan meminta kepada masyarakat untuk tidak golput.
Sebab, orang-orang yang tidak memilih Jokowi atau Prabowo, satu di antara keduanya tetap akan terpilih menjadi presiden Indonesia.
Meskipun jumlah pemilihnya sedikit. Maka, pilihan yang baik adalah memilih agar pemerintahan dipimpin oleh orang-orang baik.
Hal tersebut ia sampaikan melalui forum Asumsi Pangeran mingguan pada Minggu (23/12/18).
Mahfud MD mulanya menjelaskan tentang istilag 'Golfud' (golongan Mahfud) yang berarti golongan Mahfud.
"Golfud itu bukan untuk golput, sekarang banyak yang jual kaosnya di berbagai daerah, ide golfud itu tidak sama dengan golput, kalau golput itu kan ekspresi kekecewaan pemilih yang tidak mau memilih, kalau golfud justru meminta untuk memilih, tapi pilihannya tidak memihak, tidak partisan, jadi silahkan memilih," ujar Mahfud.
• Viral Video Ucapan Natal Maruf Amin, Ternyata Prabowo, Sandiaga, dan Jokowi juga Unggah Soal Natal
• SBY Janji Menangkan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019: Yuk Fokus Saja, Acuhkan Serangan Kubu Lain
Mahfud lantas menjelaskan bahwa meski golput, pemimpin yang mendapatkan suara paling banyak akan tetap menjadi pemimpin.
"Karena pemilu adalah agenda konstitusional dan hak konstitusional, rugi kalau nggak milih, karena milih atau nggak milih, pemimpin tetap terpilih meski sedikit yang memilih, maka dari itu yang diutungkan adalah politisi yang tidak baik, karena yang baik-baik gak milih"," ujarnya.
Mahfud kembali menegaskan bahwa masyarakat harus tetap memilih.
"Pilih yang lebih baik dari yang sama-sama tidak baik, atau kalau mau positif pilih yang lebih baik dari sama-sama baik, kalau jelek semua, karena nyatanya menang nggak ada yang bagus beneran, ya sudah pilihlah yang ada, karena negara tetap berjalan meski anda memilih atau tidak memilih,," ujar Mahfud.
Ditanya soal cuitan Mahfud MD yang menyebut jika tidak memilih, orang jahat yang terpilih, Mahfud sambil terkekeh menjelaskan bahwa hal itu adalah filosofi saja.
"Itu filosofi saja, kalau nyebut orang anda dan saya bisa ditangkap, pokoknya filosofinya gitu, pemilih dalam pemilu, bukan untuk memukan orang yang iedal, tapi menghindari orang jahat untuk memimpin kita," ujar Mahfud.
Saat ditanya siapa yang jahat, Mahfud MD lantas menjelaskan.
Menurut Mahfud setiap orang ada jahatnya dan ada baiknya.