Ditanya Warga di Bandung Soal Pengelolaan BPJS, Begini Jawaban Sandiaga Uno
Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno, menjawab pertanyaan dari seorang warga bernama Fabian, saat mengunjungi posko relawan Kata Sandi.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Yongky Yulius
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno, menjawab pertanyaan dari seorang warga bernama Fabian, saat mengunjungi posko relawan Kata Sandi, Jalan Waspada, Bandung, Rabu (14/11/2018).
Fabian menanyakan mengenai pengelolaan BPJS yang dibutuhkan masyarakat tetapi masih menunggak tagihan ke rumah sakit.
Sandiaga Uno mengatakan bahwa ia berkomitmen meneruskan program BPJS.
Ia mengibaratkan BPJS sebagai mobil Mercy yang bagus.
"Sistem bagus, ibarat mobil (seperti) Mercy, bagus mobilnya tapi sayang tidak diisi bensin yang pas, diisinya mungkin pakai minyak tanah. Sopirnya perlu training lebih baik," ujarnya.
• Beda Pendapat dengan Jokowi Soal Harga Bahan Kebutuhan, Sandiaga Uno Tanya Emak-emak di Bandung
Menurut Sandiaga, masalah BPJS adalah pengelolaan dan pendanaan yang belum sesuai dan optimal.
Sandiaga Uno juga berjanji, jika ia terpilih pada Pilpres 2019, bisa memperbaiki tata kelola BPJS.
Ia berjanji memastikan tidam ada rumah sakit dan puskesmas tidak dihutangi.
"Saya ke Jateng, di rumah sakit lingkungan Muhammadiyah sudah Rp 300 sampai Rp 400 miliar dihutangi pemerintah. Saya tidak ingin menyalahkan siapa siapa, refleksi saja. Mari kita dorong pengelolaan BPJS, lebih baik, lebih bertanggung jawab," kata Sandiaga Uno.
• Sandiaga Uno Jadikan Bubur Ayam Mang Haji Oyo di Bandung sebagai Ilustrasi Bangsa Indonesia
Berkaitan kebijakan di bidang kesehatan, ia mengatakan bahwa seharusnya masyarakat kalangan menengah ke atas bisa menyubsidi masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Hal itu dikarenakan, jumlah orang sehat dari kalangan menengah ke atas lebih banyak dibanding jumlah orang sakit.
"Kalau dikelola dengan baik, dengan tata kelola mengutamakan governance yang baik, pasti bisa. Negara negara lain sudah dicoba, di Eropa jalan secara baik," ujarnya.