Kenapa Pesawat Biaya Rendah Lebih Sering Delay Dibanding Pesawat Premium? Pilot Ini Ungkap Alasannya
Ia mengakan bahwa pesawat delay sebenarnya tidak berhubungan dengan pesawat murah atau biaya yang terjangkau kalangan tertentu.
TRIBUNJABAR.ID - Pernahkah kamu mengalami delay ketika akan berangkat menggunakan pesawat? Delay sering dialami oleh maskapai berbiaya rendah dibandingkan pesawat kelas premium.
Kenapa hal tersebut terjadi? Pilot Vincent Raditya memberikan jawabannya.
Alasan tersebut diungkapkan Kapten Vincent melalui akun Youtube miliknya, Vincent Raditya, Kamis (11/10/2018).
Mengenal Komando Pasukan Katak atau Kopaska TNI AL: Hellweek dan Nasi Komando serta Jamu Brotowali https://t.co/HL6oM6BA8B via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 3, 2018
Dilansir dari Tribunwow.com, Vincent membantah anggapan bahwa ada kerusakan atau maintenance yang bermasalah saat pesawat berbiaya rendah atau low cost carriers mengalami delay.
Ia mengakan bahwa pesawat delay sebenarnya tidak berhubungan dengan pesawat murah atau biaya yang terjangkau kalangan tertentu.
"Kalian jangan bandingkan delay dengan maintenance pesawat karena ini merupakan dua hal yang berbeda, ya delay ya bisa aja terjadi, delay bisa saja mereka handle karena mungkin flight-nya banyak dan mereka terjadi delay," ujarnya.
Vincent menjelaskan, sebenarnya pesawat delay juga bisa terjadi pada pesawat premium, namun, frekuensinya lebih jarang dibanding pesawat berbiaya rendah.
"Misalnya kamu kan memilih harga lebih murah, tapi yang premium bukan berarti gak delay, semua penerbangan itu mesti ada kemungkinan delay."
• Sah! Melody Eks JKT48 Menjadi Istri Hanif Fathoni, Berikut Foto-foto Pernikahannya di Bandung
"Gak mungkin ada satu penerbangan tidak delay tidak mungkin karena ini berhubungan dengan benda bergerak. Namun yang premium airlines saya pastikan 80-90 persen tidak delay, tapi yang low cost carriers memang ada juga yang gak delay, tapi kalau kebanyakan delay,"ujarnya.
Ia juga kembali menegaskan bahwa semua maskapai penerbangan sama saja, hanya servis dari maskapai tersebut yang membedakan.
"Intinya secara operasional cara mengoperasikan pesawat, pilotnya, tekniknya, pramugarinya, cara buka pintunya, dll akan sama saja, yang membedakan hanya servisnya," tambahnya.
Sebelumnya, Vincent juga bercerita ketika dahulu biaya pesawat mahal, kini orang yang bisa menikmati pesawat berbiaya rendah.
"Yang tadinya itu naik pesawat tadinya Rp 2,5 juta sekali naik, orang akan berpikir orang-orang yang tidak mampu itu bisa terbang, otomatis lahirnya low cost carriers, dan itu bukan hanya ada di Indonesia, banyak sekali di Eropa," tambahnya.
Pesawat berbiaya rendah tersebut biasanya digunakan airlines dengan cara mengganti seat penumpang.
• Pernah Terima Pesan Berantai tentang Modus Kejahatan Ini di Whatsappmu? Ini Kata Polisi