Minta Tak Pakai Kata 'Penjarahan' pada Situasi Pasca-Tsunami Palu, Budi Waseso: Siapapun Pasti Panik

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA- Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, meminta masyarakat untuk tidak menggunakan kata penjarahan terkait situasi yang terjadi pasca-gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.

Seperti diketahui, beredar isu adanya aksi penjarahan di Palu, pasca-gempa dan tsunami yang melanda wilayah itu.

Hal tersebut dikatakannya seusai menghadiri kerja sama antara Bulog dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Siapa pun kita kalau pada saat seperti itu pasti panik," ujarnya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2018).

• Persib Bandung Krisis Pemain, Mario Gomez Pertimbangkan Tak Lepas Pemainnya untuk Timnas

• Reaksi Ratna Sarumpaet Ketika Ditanya Apakah Akan Keluar dari Timses Prabowo-Sandiaga

Buwas, sapaan akrabnya, mengatakan jika hal itu menimpa orang-orang yang menganggapnya sebagai suatu penjarahan, maka situasinya pun akan sama.

"Semua tidak ada, air saja tidak ada. Yang dia lihat hanya butuh makan," kata Buwas.

Budi Waseso yang mengenakan kopiah hitam, meminta masyarakat untuk memahami kondisi masyarakat di Palu.

"Pak Presiden dan menteri juga mengatakan semuanya dibagikan dulu, nanti pemerintah yang ganti," katanya. (Reza Deni)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Buwas Minta Masyarakat Tak Gunakan Lagi Kata 'Penjarahan' terkait Situasi di Palu"