Gempa di Donggala
Cerita Iman, Korban Gempa-Tsunami Sulteng, Tertahan di Bandara dan Kelaparan: 4 Hari Enggak Makan
Menurut Iman, ada sekitar 40 orang lebih warga Garut yang masih berada di Palu. Ia dan tiga rekannya sudah. . .
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Sudah empat hari, Iman Maulana, warga Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut bertahan di Bandara Mutiara SIS Al Jufrie, Palu.
Ia beserta puluhan rekannya dari Garut masih menunggu jadwal pesawat menuju Pulau Jawa.
Saat dihubungi, Iman mengaku kelaparan.
Selama bertahan di bandara, ia belum pernah mendapat bantuan makanan. Ia hanya bertahan dengan memakan makanan ringan seadanya.
"Minum alhamdulillah ada walau tidak banyak. Saya kelaparan pak, sudah empat hari belum makan," ujar Iman, yang sudah berada tiga bulan di Palu, Rabu (3/10/2018).
Menurut Iman, ada sekitar 40 orang lebih warga Garut yang masih berada di Palu. Ia dan tiga rekannya sudah berada di dalam area bandara. Sementara sisanya masih menunggu di luar gerbang bandara.
"Teman-teman saya yang lain lagi antre di luar (bandara). Katanya mau ada pak Jokowi. Kalau pak Jokowi sudah ada, mereka nanti bisa masuk," katanya.
Kondisi Kota Palu disebut Iman sudah hancur. Sangat sulit untuk mencari makanan. Tempat tinggalnya di Kota Palu juga sudah rusak akibat gempa.
"Alhamdulillah semua warga Garut yang ada di sini selamat. Tidak ada korban jiwa," ucapnya.
Iman mengaku masih menunggu kabar pesawat akan memberangkatkannya ke Malang atau Jakarta. Ia berharap, bisa secepatnya tiba di Pulau Jawa.
"Kemarin warga Garut yang anak-anak dan wanita sudah diberangkatkan duluan. Kebetulan saya ada kenalan sama pilotnya. Jadi mereka bisa berangkat duluan," katanya.
Pasca-gempa, Iman sempat kesulitan menghubungi rekan-rekannya yang ada di Palu.
Beruntung, semuanya bisa selamat dan berkumpul kembali. Jalur komunikasi pun baru normal setelah tiga hari pasca-gempa.
"Saya sudah kasih kabar ke keluarga. Mereka sempat khawatir," ujarnya.