Kit Diagnostik Pendeteksi Hepatitis B Dirilis Menkes

Prototipe kit HBsAg dan kit anti HBsAg yang dikembangkan oleh tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) dirilis oleh Menteri Kesehatan Republik In

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
Istimewa
Prototipe kit HBsAg dan kit anti HBsAg yang dikembangkan oleh tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Prototipe kit HBsAg dan kit anti HBsAg yang dikembangkan oleh tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) dirilis oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila F Moeloek.

Kit itu dirilis dalam acara Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) yang diadakan di Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Kit tersebut berhasil dikembangkan oleh tim peneliti berjumlah 10 orang yang diketuai oleh Ernawati Arifin Giri-Rachman dari Sekolah Ilmu Teknologi Hayati ITB. Penelitian ini dibiayai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Ernawati menjelaskan, prototipe kit itu memiliki fungsi untuk mendeteksi virus Hepatitis B dan mengetahui keberhasilan imunisasi vaksin Hepatitis B, berupa perlindungan antibodi terhadap virus hepatitis B.

"Penyakit hepatitis B merupakan penyakit yang sangat serius. Jika tidak segera ditangani, penyakit tersebut dapat menyebabkan kanker hati dan berujung pada kematian. Oleh karena itu perlu upaya pencegahan terhadap infeksi hepatitis B, satu di antaranya adalah pembuatan kit diagnostik untuk deteksi hepatitis B," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar dari Humas ITB, Selasa (18/9/2018).

Aplikasi Futsaloka Akan Tambah Fitur Baru, Mudahkan Warga Bandung Main Futsal

Hasil Liga Champions Hari Ini, Barcelona Pesta Gol

Dengan menggunakan kit tersebut, lanjutnya, status infeksi seseorang bisa diketahui dengan cepat dan akurat tanpa perlu lagi menggunakan kit diagnostik impor yang harganya mahal.

Keunggulannya, kit itu telah dikembangkan dengan memanfaatkan beberapa produk-produk yang dibuat oleh para peneliti ITB dan konsorsium vaksin Hepatitis B.

Selain itu kit juga memiliki sensitivitas, akurasi dan keandalan yang setara dengan kit impor yang saat ini tersedia.

“Saat ini, pengembangan kit diagnosis ini disertai juga dengan pengembangan alat untuk membaca hasil deteksi kit diagnostic yaitu ELISA reader, yang dikembangkan oleh tim peneliti dari STEI dan SITH ITB. Alat ELISA reader yang ingin dikembangkan tersebut merupakan alat yang memiliki akurasi yang tinggi namun dapat diperoleh dengan harga yang jauh lebih murah dari produk impor,” kata Ernawati.

Rumah Pak Eko Ternyata Punya Akses, Pak Rahmat: Saya Masih Punya Perikemanusiaan

Al Ghazali Ternyata Kecelakaan, Ini Kronologis yang Diungkapkan Ahmad Dhani

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved