Berawal Dari Suling Bambunya Yang Sering Rusak, Suwarto Suryanto Buat Suling Dari Paralon

Suwarto Suryanto (28), pria asal Parompong, Bandung Barat ini adalah seorang perajin suling dari paralon. Ia menamai merk sulingnya dengan 'SS', yang

Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/ Resi Siti Jubaedah
Suwarto Suryanto (28), pria asal Parompong, Bandung Barat ini adalah seorang pengrajin suling dari paralon. Ia namai brand sulingnya dengan 'SS', yang merupakan singkatan namanya 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Suwarto Suryanto (28), pria asal Parompong, Bandung Barat ini adalah seorang perajin suling dari paralon. Ia menamai merk sulingnya dengan 'SS', yang merupakan singkatan namanya.

Menyukai suling sejak SMP, dirinya belum pandai meniup suling, hanya sebatas suka mendengarkan suara suling.

Mulai belajar memainkan suling saat pertengahan 2015. Saat itu pula ia mulai mempunyai beberapa koleksi suling bambu.

Namun, karena perawatannya kurang baik, suling yang ia miliki menjadi rusak karena cuaca dan rayap.

"Dulu punya suling bambu satu set, karena rawatnya kurang baik, jadi pecah, dimakan rayap, kalau yang rentan cuaca biasanya pecah," ujar Suwarto saar ditemui Tribun Jabar, di Workshopnya, Kampung Cipanjak No 19, Kelurahan Cigugur Girang, Kecamatan Parompong, Bandung Barat, Senin (3/9/2018).

Suling dari paralon dari brand SS, milik Suwarto Suryanto (28).
Suling dari paralon dari brand SS, milik Suwarto Suryanto (28). (Tribun Jabar/ Resi Siti Jubaedah)

Amir Khan Menggebu untuk Tarung Lawan Manny Pacquiao

Tidak Diduga, Striker Arema Ini Dipanggil Timnas Indonesia, Berikut Faktanya

Hal tersebut membuat Suwarto harus mencari alternatif lain, yakni ia membuat suling berbahan paralon.

Selain biaya murah, ia juga terinspirasi oleh pemain suling Bujana dan Saat Syah, yang sempat menggunakan Suling Bangsing berbahan paralon.

"Karena kebetulan Suling Bangsing rusak, lalu karena penasaran, budget minim kalau mau beli, coba buat pake paralon dengan menggunakan alat sederhana, seperti pisau," ujar Suwarto.

Dalam belajar membuat suling, ia dibantu dan dibimbing oleh dosennya saat ia kuliah. Suwarto juga membaca berbagai literasi tentang pembuatan suling, metode penghitungan jarak lubang, serta melihat tutorial pembuatannya di Youtube.

Berawal ia membuat untuk dirinya sendiri, ia dapat membuat untuk teman-temannya, hingga pada akhirnya ia jual.

Suwarto telah membuat suling dari berbagai jenis. Sekira lebih dari 10 model alat tiup, di antaranya, dizi dan xiao (seruling China), shinobue dan shakuhachi (seruking Jepang), native american (seruling Indian), quena (seruling Inkaperu), tin dan low whistle (seruling Irlandia), bangsing-bansuri (suling dangdut), suling sunda 6 lubang, suling kumbang Banten, serta saluang asal Padang.

Suling yang dibuat oleh Suwarto terlihat mirip dengan suling dari bambu.

"Memang ketika orang melihat suling yang saya buat, tidak percaya kalau itu terbuat dari paralon. Lalu saya membuktikannya dengan mengerik catnya, agar terlihat paralonnya, baru mereka percaya dan tertarik untuk memesan," ujar Suwarto.

Dari pantauan Tribun Jabar, suling paralon yang dibuat Suwarto, ia warnai dengan cat akrilik, berwarna coklat tua.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved