Dua Kubu Saling Klaim Soal Posisi Demiz, Ini Kata Pengamat Politik

Dua kubu, DPD Partai Demokrat Jabar dan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) saling klaim mengenai pilihan Deddy Mizwar (Demiz) yang disebut-sebut telah ditu

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
TRIBUN JABAR/MEGA NUGRAHA
Suasana di ball room Intercontinental Hotel, posko pemenangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, Rabu (27/6/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dua kubu, DPD Partai Demokrat Jabar dan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) saling klaim mengenai pilihan Deddy Mizwar (Demiz) yang disebut-sebut telah ditunjuk menjadi jubir pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Ketua DPD Demokrat Jabar, Irfan Suryanegara, menegaskan sampai saat ini Demiz masih menjadi kader Demokrat.

"Karena ada isu-isu, Pak Demiz telpon saya, makanya kami klarifikasi sekarang. Tidak ada kabar beliau menerima SK jadi jubir. Kata beliau 'Yang saya terima hanya SK Ketua MPD Jabar'. Sampai tadi sore, Pak Demiz masih sebagai kader Demokrat, itu hanya isu," kata Irfan Suryanegara, di Kantor Demokrat Jabar, Jalan Sutami, Kota Bandung, Kamis (30/8/2018).

Dilansir dari Tribunnews.com, Koalisi Indonesia Kerja (KIK) membantah penyataan DPD Partai Demokrat Jawa Barat yang menyebut Demiz belum menjadi jubir Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Bukan klaim lagi. Itu Pak Deddy sudah oke, rapat juga sudah memutuskan oke, jadi semua sudah masuk," kata Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/8/2018).


Minum Air Putih pada Waktu-waktu Ini Ternyata Berbahaya untuk Kesehatan

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran, Firman Manan, menilai, dua kubu saling klaim karena keduanya memang mempunyai kepentingan.

Partai Demokrat, kata Firman Manan, bagaimanapun ingin secara psikologis menegakkan disiplin partai.

"Kan ada kadernya yang kemudian tiba-tiba mendukung calon di luar yang diusung resmi Demokrat. Selain itu, Demokrat juga ada beberapa orang yang mengalihkan dukungan, semisal TGB, Pakde Karwo, jadi ada suasana psikologis di Partai Demokrat," ujarnya saat dihubungi Tribun Jabar melalui sambungan telepon, Jumat (31/8/2018).

Kemudian, kata Firman, saat berbicara pilpres, Demiz punya peran yang signifikan di Jawa Barat.

Dia menjelaskan, Jabar merupakan wilayah strategis, yang memiliki jumlah pemilih terbanyak se-Indonesia.

Apalagi, pada tahun 2014, perolehan suara Jokowi di Jabar dikalahkan Prabowo, angkanya pun signifikan.

"Kubu Jokowi-Ma'aruf pun punya kepentingan untuk bisa menang di Jabar. Salah satu variabel agar bisa menang ada yang disebut political influencer atau orang-orang yang bisa mempengaruhi pemilih. Saya pikir untuk konteks Jabar, Demiz itu punya pengaruh. Kita ketahui dia mantan wagub. Lalu, walaupun kalah di pilgub, suaranya sebetulnya lumayan juga, tidak jelek-jelek amat. Dalam konteks mengumpulkan orang-orang yang berpengaruh terhadap massa, Demiz juga penting," katanya.

Kendati demikian, Firman mengatakan, keputusan tetap ada di pria yang terkenal lewat film Naga Bonar itu.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved