Mengenal Kampung Tusuk Sate di Cirebon
Ada yang sedang memotong bambu, ada yang sedang menjemur bambu, ada pula yang sedang menjemur tusuk sate.
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Di Blok Kerandon, Desa Karangsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, kita dapat melihat hamparan tusuk sate hampir di setiap rumah.
Ada yang sedang memotong bambu, ada yang sedang menjemur bambu, ada pula yang sedang menjemur tusuk sate.
Di sana, mayoritas warganya membuat tusuk sate dari Bambu Pring Kasab Bonggol.
Masyarakat di Blok Kerandon, terbiasa menyebut tusuk sate dengan istilah sujen.
Mereka membuat tusuk sate sudah sekitar 60 tahun yang lalu.
Setiap harinya, mereka selalu membuat tusuk sate. Satu perajin, dapat menghasilkan 10 ikat tusuk sate.
Peraih Medali Emas Dapat Bonus Uang Rp 1,5 Miliar, Plus Berkesempatan Jadi PNS, Anggota Polri/TNI https://t.co/n6CZG50uYx via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 21, 2018
• Pasokan Air Bersih di Bumi Cempaka Garut Macet, Ternyata Ini Penyebabnya
Panjang tusuk sate yang dibuat yaitu 19 centimeter. Satu ikat tusuk sate berisi sekitar lima kodi atau sekitar 100 tusuk.
Satu ikat tusuk sate dijual Rp 2000,00 hingga Rp 2500,00. Mereka menjualnya kepada para pedagang sate.
"Sudah puluhan tahun saya membuat tusuk sate. Kalau penghasilan tidak menentu," ujar seorang perajin tusuk sate, Munasih (65) saat ditemui Blok Kerandon, Desa Karangsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Selasa (21/8/2018).
Menjelang Iduladha, perajin juga biasa didatangi oleh pembeli yang langsung membeli ke tempatnya.
• Asian Games 2018 - Satu Lagi Medali Emas untuk Indonesia dari Cabor Angkat Besi
• Mulai Lupakan Lorenzo, Ducati Siap Berikan Dukungan Penuh kepada Petrucci