Gempa Tasikmalaya 2009 Menginspirasi Agus Obrek Bikin Alat Pendeteksi Gempa, Cukup Tempel di Dinding
Ketika ada guncangan dari efek gempa, kata Agus, alat tersebut pun kemudian berbunyi seperti bunyi alarm.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, CIPEUNDEUY- Agus Obrek (43), pria asal Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), membuat inovasi alat pendeteksi gempa dengan menggunakan tenaga dua batu baterai.
Dia mulai mencoba bereksperimen pada 2009 pascagempa besar yang terjadi di Tasikmalaya saat malam hari.
Agus bermula membuat alat pendeteksi berbahan dasar kayu dan mulai dimodifikasi kembali kini berbahan dasar plastik dengan alatnya berukuran sekitar 10x15 sentimeter.
Ketika ada guncangan dari efek gempa, kata Agus, alat tersebut pun kemudian berbunyi seperti bunyi alarm.
"Sekarang, masih belum diproduksi secara massal karena masih sulit untuk pemasarannya. Untuk satu alat, saya hargai Rp 175 ribu. Alat ini mulai dibuat pada 2012," katanya di Festival Gelar Teknologi Tepat Guna, di Kecamatan Cipeundeuy, Rabu (8/8/2018).
• Setelah Bertemu SBY, Prabowo: Insya Allah, Masih Ada Waktu
• Live Streaming Timnas U-16 Indonesia Vs Malaysia, Bagus Kahfi Berpeluang Lanjutkan Rekor Cetak Gol
Pembuatan satu alat pendeteksi gempa, Agus menyebut memakan waktu satu hingga dua hari.
Untuk mendapatkan bahan baku alat pendeteksi ini, dia sengaja datang ke Kota Bandung untuk mencarinya sekaligus dirinya pun mencari bahan-bahan elektronik, karena kesehariannya sebagai tukang servis elektronik.
"Saya sering terkendala masalah bahan yang sebagian ada yang diproduksi dari luar. Alat ini cukup ditempel di dinding dan ketika ada guncangan, alat pun berbunyi," ujarnya seraya menyebut mulai guncangan sekitar 2 SR.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, M Iriawan pun sempat meninjau ke stan alat pendeteksi gempa tersebut.
Di Luar Jokowi dan Prabowo, Poros Ketiga Bisa Terbentuk pada Detik-detik Akhir Pendaftaran ke KPU https://t.co/beAoOEatEH via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 8, 2018
M Iriawan terkesan dengan inovasi dari Agus Obrek ini. Dia pun sempat memerintahkan ajudannya untuk membeli semua alat pendeteksi yang dipamerkan.
Respons pemerintah sejauh ini, ucap Agus, sudah sangat baik dengan memberikan permodalan guna membuat produksi kecil-kecilan.
Kini, kendalanya hanya pada pemasaran dengan menunggu siapa pun yang ingin memasarkannya.
"Bagi yang butuh alat ini ya mereka langsung mengontak sendiri. Saat ini baru BMKG Tasikmalaya dan Sukabumi yang datang ke stand membicarakan produksi," ucapnya. (*)