Persib Bandung

Pelatih Persib Bandung Dukung Langkah PSSI Rombak Komdis dan Komite Wasit

Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono mengatakan bahwa pihaknya akan merombak dan mengevaluasi kinerja Komisi Displin (komdis) dan komite wasit.

Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribun Jabar/Fedyan Adhy Nugraha
Pelatih Persib Bandung, Roberto Mario Carlos Gomez 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono mengatakan bahwa pihaknya akan merombak dan mengevaluasi kinerja Komisi Displin (komdis) dan komite wasit.

"Evaluasi kami dilakukan saat bergulirnya Asian Games mendatang. Di saat itu kompetisi Liga 1 sedang libur. Mulai dari evaluasi hingga restrukturisasi (personalia) di Komisi Disiplin dan Komite Wasit” kata Joko seperti dikutip dari laman resmi PSSI.

"PSSI membaca dan mendengar masukan, kritik dari klub bahkan publik, terhadap jalannya kompetisi, khususnya penegakan disiplin dan kinerja wasit” Joko menambahkan.

Di tempat terpisah, Pelatih Persib, Mario Gomez mengatakan bahwa perubahan yang dilakukan PSSI merupakan langkah bagus.

"Jika itu adalah hal yang baik, tentu itu bagus. Saya disini baru tujuh bulan. Tapi untuk pengalaman tentu lebih baik mereka. Contohnya komdis, mereka terus memberikan denda 3x, tapi sebelumnya tidak ada soal pembelaan, pemain, pelatih kepala, asisten. Tidak masalah memberikan denda, tapi tolong sebelumnya biarkan saya berbicara, lihat dulu videonya, diskusi, setelahnya silakan putuskan pelanggaran itu," Ujar Mario Gomez setelah memimpin latihan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kamis (2/8/2018).

Di Indonesia lanjut Gomez berbeda dengan yang pernah ia alami selama berkecimpung di dunia sepak bola.

Gomez menyatakan bahwa di Indonesia jika sanksi sudah keluar, maka pihak klub tidak bisa melakukan apa-apa.

"Ini butuh kemajuan, Ini bukan cuma soal Persib, tapi semua tim. Ini untuk Indonesia yang lebih baik. Juga soal peraturan di pertandingan yang banyak kekerasan, mungkin satu pemain lari, terus jatuh, tidak ada apa-apa, seharusnya minimal kartu kuning setelahnya kartu merah. Bukan cuma tim kita, tapi tim lain juga," katanya.

Pelatih yang pernah berkiprah di Liga Malaysia bersama JDT ini merasa kasihan kepada para pemain jika pelanggaran keras terus dibiarkan.

Menurutnya, para pemain perlu dilindungi oleh wasit dari pelanggaran-pelanggaran yang bisa berakibat fatal.

"Tidak hanya soal kartu kuning, juga untuk kartu merah, diving, dan out. Ya, tergantung dimana, itu penting. Karena menurut saya terlalu banyak kekerasan dan tergantung wasitnya, mereka berbeda-beda," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved