Gelombang Tinggi Masih Berpotensi Terjadi di Pesisir Jawa Barat

BMKG Jawa Barat kembali mengeluarkan peringatan potensi terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Barat hari ini, Kamis (2/8/2018).

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
TRIBUN JABAR / ISEP HERI HERDIANSAH
Gelombang tinggi yang menerjang pantai Selatan Jawa beberapa hari ini membuat aktivitas sejumlah warga sekitar pantai lumpuh. Di antaranya aktivitas di sekitar pantai Pamayang, Desa Sindangkerta, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (27/7/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Waspada, bagi Anda yang sedang berada di wilayah pesisir Jawa Barat.

BMKG Jawa Barat kembali mengeluarkan peringatan potensi terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Barat hari ini, Kamis (2/8/2018).

Berdasarkan data BMKG tentang prakiraan tinggi gelombang laut maksimum di Jawa Barat, tinggi gelombang maksimum di perairan selatan berpotensi mencapai 3,5 meter.

Rinciannya, potensi gelombang perairan utara Jawa Barat berada di ketinggian 0,50-0,75 meter.

Sedangkan,  potensi gelombang perairan selatan Jawa Barat berada di ketinggian 2,50-3,50 meter.

Sebelumnya, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Tony Agus Wijaya, menjelaskan, penyebab gelombang laut tinggi saat ini adalah karena peningkatan kecepatan angin di laut selatan Jawa, hingga 37 kilometer per jam.

Kecepatan angin itu disebabkan oleh menguatnya angin timuran dari Benua Australia yang melewati Pulau Jawa. 

Di Tengah Pemulihan Cedera, Kim Kurniawan Bangga Lihat Performa Persib Bandung di Liga 1 2018

Selain itu ada perbedaan tekanan udara antara belahan bumi utara dan selatan.

"Gelombang tinggi laut, berpotensi terjadi setiap tahunnya di puncak musim kemarau antara Juli-Agustus," ujar Tony, belum lama ini, melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar.

Peneliti Cuaca dan Iklim BMKG Provinsi Jawa Barat Muhamad Iid Mujtahiddin, mengatakan bahwa tinggi gelombang laut  lebih dipengaruhi karena kondisi angin yang relatif kencang terutama di sekitar pesisir selatan.

Angin kencang itu disebabkan karena adanya gangguan berupa badai di utara khatalustiwa, salah satunya adalah Badai Ampil di perairan sebelah timur laut Filipina.

Dikatakan Iid, badai yang terbaru adalah Badai Wukong di Samudera Pasifik bagian barat yang berdampak pada kondisi angin yang masih relatif kencang.

"Badai itu berdampak pada tinggi gelombang laut yg cukup tinggi, sampai akhir bulan Juli hingga mencapai 4-5 meter," katanya melalui pesan instan Whatsapp kepada Tribun Jabar belum lama ini.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved