Kalapas Sukamiskin Ditangkap KPK

Wujud Rumah Mewah Inneke Koesherawati yang Digeledah KPK, Berjarak 1,3 Km dari Lapas Sukamiskin

Dani juga mengatakan rumah tersebut memiliki harga sewa yang fantastis, yakni Rp 120 juta per tahun.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Kolase Tribun Jabar/Tribunnews

TRIBUNJABAR.ID - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disebut telah menggeledah rumah yang ditempati oleh Inneke Koesherawati, Rabu (25/7/2018).

Rumah mewah tersebut berdiri kokoh di Komplek Permata Arcamanik Kota Bandung.

Berdasarkan aplikasi Google Maps, rumah tersebut letaknya hanya berjarak 1,3 km dari Lapas Sukamiskin.

Menurut Dani (49), petugas keamanan komplek perumahan tersebut, Inneke menempati rumah mewah tersebut sejak satu tahun lalu.

"Iya betul, ini rumah yang ditempati Bu Inneke sejak setahun lalu," ujarnya.

Dani juga mengatakan, rumah tersebut memiliki harga sewa yang fantastis, yakni Rp 120 juta per tahun.

Rumah tersebut terdiri dari dua kavling dan tergolong mewah.

Luas tanah rumah tersebut kira-kira lebih dari 100 meter persegi.

Rumah mewah itu terdiri dari dua lantai.

Rumah mewah yang ditempati Inneke Koesherawati, istri terpidana kasus suap di Bakamla, Fahmi Darmwansyah, di dekat Lapas Sukamiskin, sempat digeledah KPK, Rabu (25/7/2018).
Rumah mewah yang ditempati Inneke Koesherawati, istri terpidana kasus suap di Bakamla, Fahmi Darmwansyah, di dekat Lapas Sukamiskin, sempat digeledah KPK, Rabu (25/7/2018). (Tribun Jabar/Mega Nugraha)

Ada sepasang suami istri yang bertugas menjaga rumah tersebut.

Pria yang menjaga rumah itu mengatakan Inneke adalah majikannya.

Ia dan istrinya hanya diminta mengisi rumah tersebut.

"Iya rumah ibu (Inneke). Saya hanya ditugaskan menempati rumah ini saja. Ibu suka ke sini," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, nama Inneke Koesherawati ikut terseret dalam kasus dugaan penyuapan yang dilakukan oleh suaminya, Fahmi Darmawansyah.

Fahmi diduga menyuap Kalapas Sukamiskin Wahid Husein agar diberikan fasilitas mewah di dalam sel.

Suami Inneke itu mendekam di Lapas Sukamiskin karena kasus suap di Bakamla.

Ia divonis hukuman penjara selama dua tahun delapan bulan dan denda Rp 150 juta.

Pengakuan Petugas Keamanan dan Penjaga Rumah

Dani, petugas Keamanan di komplek kediaman Inneke mengatakan tak pernah melihat Fahmi mampir ke rumah tersebut.

Namun, Dani mengetahui Fahmi tersangkut kasus suap pejabat Bakamla.

"Saya tidak tahu kalau suaminya pernah ke sini, belum pernah lihat," katanya.

Berbeda dengan Dani, penjaga rumah yang tak ingin memberi tahu identitasnya itu enggan berkomentar.

Saat ditanya soal Fahmi yang singgah di rumah tersebut, ia tutup mulut.

Menara Saidah Milik Fahmi

Menara Saidah yang berdiri di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan itu milik suami Inneke Koesherawati, Fahmi Darmawansyah.

Melansir dari Kompas.com, menara yang dulunya megah itu sekarang terbengkalai.

Awalnya banyak kantor perusahaan yang menempati menara berlantai 28 itu.

Kini, Menara Saidah hanya dijaga oleh petugas gedung.

Sejak 2007, menara tersebut tidak difungsikan dan dibiarkan dalam keadaan kosong.

"Ada terus (yang jaga), enggak pernah sepi," kata salah satu penjaga gedung, Surahman (22), Senin (17/1/2016).

Surahman mengatakan selain petugas yang berjaga, pemilik gedung tidak mengizinkan siapa pun 'melangkah' ke area Menara Saidah.

Burung-burung walet tampak berterbangan di sekitar Menara Saidah.

Bangunan tersebut bernuansa Romawi dengan patung-patung khasnya.

Menara Saidah
Menara Saidah (Wartakota/Alija Berlian Fani)

Bagian lobi menara itu juga dihiasi pilar-pilar tinggi dan besar.

Pilar tersebut dicat hijau, namun kini sudah luntur dan kusam sama seperti dinding luar menara.

Sebagian kaca tampak pecah dan sudah kusam.

Menara Saidah
Menara Saidah (Wartakota/Alija Berlian Fani)

Masih melansir dari Kompas.com, pada 2016, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana mengambil alih pemanfaatan Menara Saidah.

Djarot Saiful Hidayat yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mengatakan menara tersebut sudah menjadi 'rumah hantu' karena lama tak difungsikan.

Menara Saidah
Menara Saidah (Kompas.com/Nursita Sari)

"Tapi lama enggak dimanfaatkan, akhirnya jadi rumah hantu. Kalau masalah gedung seperti itu, bisa kami manfaatin, selama belum inkracht (keputusan tetap)," ujar Djarot.

Djarot mengatakan kepemilikan Menara Saidah bersengketa.

Ia juga menyebut mendapat informasi bahwa menara tersebut miring.

"(Menara) Saidah itu sudah sengketa ramai dan katanya (gedungnya) miring."

Djarot menjelaskan, Menara Saidah sudah lama tidak dimanfaatkan, padahal berdasarkan informasi Dinas Penataan Kota, konstruksi Menara Saidah dalam keadaan baik.  

Gedung yang dulunya megah itu memiliki sejarah panjang.

Melansir dari Nakita, Menara Saidah mulai dibangun pada 1995 dan rampung pada 1998.

Awalnya menara tersebut bernama Gedung Gracindo.

Mengutip dari berbagai sumber, pemilik pertama gedung tersebut adalah PT Mustika Ratu atas nama Mulyati Sudibyo.

Gedung tersebut awalnya memiliki 18 lantai.

Kemudian, menara dilelang pada 1995 dan dimenangkan oleh Keluarga Saidah.

Kepemilikan jatuh ke Fajri Setiawan, anak kelima Nyonya Saidah.

Gedung Gracindo berubah nama menjadi Menara Saidah dan drenovasi besar-besaran, seperti penambahan jumlah lantai menjadi 28.

Setelah Fajri Setiawan meninggal, kepemilikan gedung jatuh ke anak bungsu Nyonya Saidah, yakni Fahmi Darmawansyah.

Saat ini, Fahmi Darmawansyah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan suap fasilitas 'wah' di dalam sel Lapas Sukamiskin.

Suami Inneke Koesherawati itu dijebloskan ke Lapas Sukamiskin lantaran menyuap pejabat Badan Keamanan Laut (Bakamla).

Kasus suap tersebut terkait pengadaan monitoring satelit di Bakamla.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved