Dokter RSHS Ungkap Kondisi Terbaru tentang Arya yang Menderita Guillain Barre Syndrome
Dokter Spesialis Anak RSHS Bandung Stanza Uga Peryoga dr Sp A(K) M Kes mengatakan, hingga hari ini, Senin (9/7/2018), Arjuna Arya Atarahman, sudah . .
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dokter Spesialis Anak Konsultan Saraf Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Stanza Uga Peryoga dr Sp A(K) M Kes mengatakan, hingga hari ini, Senin (9/7/2018), Arjuna Arya Atarahman (6), bocah yang menderita penyakit Guillain Barre Syndrome (GBS), sudah 32 hari menjalani perawatan.
Stanza pun mengatakan, keadaan bocah asal Kampung Campaka, Desa Pangguh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung itu sudah mulai terlihat ada tanda-tanda membaik.
• Buaya Pemangsa Manusia Bersarang di Teluk Dawan, Lagi-lagi Menerkam Korban yang Lengah
• Cara Daftar Paket Internet Gojek dan Grab Telkomsel, Rp 75 Ribu Dapat Kuota 15GB, Telepon 200 Menit
Sebelumnya diberitakan, Arya adalah bocah laki-laki asal Kabupaten Bandung yang sudah sejak 8 Juni 2018 terbaring di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSHS Bandung karena penyakit GBS dan saat ini sedang dalam kondisi koma sejak 20 Juni 2018.
GBS adalah gangguan di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf.
Kondisi ini dapat membuat saraf meradang yang mengakibatkan kelumpuhan atau kelemahan otot.
Nasib Adik Pramoedya Ananta Terlunta-lunta, Akademisi Jebolan Luar Negeri yang Jadi Pemulung https://t.co/jaSFnJRTfp via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 9, 2018
"Pasien sudah 32 hari perawatan. Keadaan sudah ada perbaikan. Nafas spontan sudah ada, yang sebelumnya tidak ada sama sekali. Sekarang kerja mesin (bantuan pernafasan) sudah setengah," kata Stanza di RSHS, Jalan Pasteur, Bandung, Senin (9/7/2018).
Pada hari ke-3, Arya memang mengalami infeksi paru-paru.
Hal itu dapat memperparah kondisi, karena infeksi paru-paru bisa menimbulkan infeksi berat.
"Tapi sudah kami tata laksana. Kuman penyebabnya sudah ditemukan. Sekarang tidak panas lagi. Hasilnya sudah normal. Kami lanjutkan sampai infeksinya betul-betul hilang," kata Stanza.
Arya, sambungnya, juga sempat mengalami hipertensi.
3 Catatan Manis di Balik Kemenangan Persib Bandung atas PSIS, Geser Persija hingga Topskorer https://t.co/U3PyTObYIp via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 8, 2018
Selain itu, jantungnya juga sempat mengalami gangguan.
"Kemarin hipertensi, sistolnya sampai 170, sekarang sudah 150. Denyut jantung dari 170 atau 180, sekarang sudah 150 beat per menit. Karena kami cepat respons, dengan pijatan jantung, pemberian obat," kata Stanza.
Kendati demikan, dia mengatakan, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi tim dokter.
Tantangan itu adalah meminimalisasi terjadinya infeksi, menyesuaikan bantuan pernafasan mesin dan pasien, dan memisahkan antigen dan antibodi yang merusak sarafnya sendiri. (*)