Beri Bantuan untuk Nenek di Karawang, Dedi Mulyadi: Sudahlah Enggak Usah Lagi Ngurusin Politik
Kebutuhan untuk makan sehari-hari Mak Atem diperoleh dari belas kasihan para tetangga.
Penulis: Haryanto | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto
TRIBUNJABAR.ID, KARAWANG- Meski kalah dalam kontestasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat versi hitung cepat, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi tetap semangat dalam aksi kemanusiaan.
Hal itu tampak saat ia baru saja pulang dari kegiatan di kantor DPP Golkar, Jakarta. Kendaraannya tidak langsung menuju rumahnya tetapi ke Kampung Leuweung Cengek, Desa Situdam, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang.
Kampung tersebut diketahui menjadi tempat tinggal janda tua, Mak Atem (70) yang hidup pas-pasan dan menunggu belas kasih warga sekitar.
Tanpa direncanakan, Dedi Mulyadi menuju kediaman Mak Atem karena diberitahukan seorang follower-nya di sosial media soal keadaan nenek tersebut.
Para Penyandang Juara Piala Dunia Berguguran, Akan Ada Kampiun Baru di Rusia? https://t.co/IYlWFQeugL via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 2, 2018
Sesampainya di kampung itu, teriakan histeris warga menyambut kedatangan Dedi Mulyadi.
Kemudian, ia berjalan menuju rumah Mak Atem sambil membawa karung beras dari bagasi mobilnya.

"Di mobil, saya selalu ada 2 kwintal beras, antisipasi saja jika ada warga yang kekurangan beras. Saya mampir ke sini, sebelum pulang ke Purwakarta, nganterin beras buat emak," katanya di depan rumah Mak Atem.
Dedi Mulyadi mengaku aksi itu tidak ada kaitannya lagi dengan politik karena pilgub sudah lewat dan ia bersama pasangannya, Deddy Mizwar, dinyatakan kalah versi hitung cepat.
Membantu, ucapnya, adalah kebiasaannya sejak menjadi mahasiswa.
Baca: Bangkit dari Ketertinggalan Saat Hadapi Jepang, Belgia Tantang Brasil di 8 Besar Piala Dunia 2018
"Politik? Sudahlah enggak usah lagi ngurusin politik, atau bicara politik. Kalau bicara kemanusiaan, kemanusiaan kan tanpa batas, politik mah ada batasnya," ujar dia.
Saat bertemu dan berbincang dengan Dedi, Mak Atem pun berkeluh kesah mengenai kondisinya.
Mak Atem mengaku sudah lama hidup sebatang kara. Hidupnya kian sepi karena dia tidak dikarunia satu orang anak pun.
“Suami mah sudah lama meninggal. Emak enggak punya anak. Jadi tinggal sendirian di sini,” kata Mak Atem di hadapan Dedi.