Tanggapan KM ITB tentang Pembekuan HATI ITB yang Dituding Berafiliasi ke HTI
Kampus, ujar Galih, merupakan wadah terbuka bagi siapapun untuk belajar berbagai macam pengetahuan, termasuk ideologi.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menkosospol Keluarga Mahasiswa ITB (KM-ITB) Galih Norma Ramadhan (24) mengaku mengkhawatirkan keputusan kampusnya membekukan organisasi kemahasiswaan HATI (Harmoni Amal dan Titian Ilmu).
Dia mengatakan, keputusan itu dikhawatirkan belum didasarkan pada komunikasi yang baik antara kampus dan HATI.
"Dikhawatirkan ada pembatasan berpikir dan diskusi. Kalau secara pribadi, saya memandang secara visi dan misi segala macam dan diskusi, HATI tidak secara langsung berafiliasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Mungkin dugaan (HATI berafiliasi dengan HTI) itu lebih pada pernyataan personal (anggotanya)," katanya saat ditemui Tribun Jabar di kampus ITB, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Kamis (7/6/2018).
Kampus, ujar Galih, merupakan wadah terbuka bagi siapapun untuk belajar berbagai macam pengetahuan, termasuk ideologi.
Baca: Kuswara Sebut Manajemen Persib Telah Penuhi Keinginan Mario Gomez
Secara kebebasan berpikir, ideologi apapun, harusnya dapat dibahas di kampus secara ilmiah.
"Harusnya pihak kampus lebih bisa membuka diskusi dengan ruang dialog, agar mengetahui secara lebih komprehensif. Karena harus kita pahami di dalam kampus sebagai wadah belajar dan memahami pengetahuan," ujar Galih.
Ketika informasi pembekuan ini berkembang di masyarakat, sambungnya, jangan sampai menjadi pemahaman bersama bahwa kampus tidak bisa menyediakan wadah berpikir secara terbuka.
Mayat Bocah dalam Kantong Plastik Gegerkan Warga Kertajaya Padalarang https://t.co/QsV2omF18c via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 7, 2018
"Bukan berarti saya mendukung radikalisme, di sini kita tegas menolak itu, tapi harusnya bisa dicari akar permasalahannya secara lebih komprehensif," kata Galih.
Meskipun secara organisasi KM ITB belum bersikap, Presiden KM ITB, Ahmad Wali Radhi (22), mengaku, akan segera melakukan komunikasi dengan pihak HATI.
Dia juga akan melakukan advokasi agar duduk permasalahannya semakin jelas.
"Sebenarnya ini berkaitan dengan statement Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyebutkan tujuh kampus terpapar radikalisme. Saya kira BNPT tidak komunikatif dengan kami. Mereka seenaknya mengeluarkan statement. Padahal data mereka kurang. Akhirnya hal-hal seperti ini (dugaan HATI berafiliasi dengan HTI) menyeruak dengan mudah," ujar Ahmad kepada Tribun Jabar.
"ITB sejak dulu punya komitmen besar untuk mencegah adanya tindakan radikalisme. Sebenarnya secara kultural historis sejak dahulu, organisasi kemahasiswaan ITB cenderung tidak banyak terpengaruh oganisasi ekstra kampus," sambungnya.
Di Depan Anaknya, Sule Keceplosan, Nyeletuk dan Sindir Keras Rizky Febian: Ngabisin Duit https://t.co/NpYhcVT955 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 7, 2018