Arkady Babchenko, Bagaimana Dia Memalsukan Kematiannya dengan Darah Babi

Dalam pembunuhan palsu tersebut, jurnalis anti-Rusia itu disebut ditembak dari belakang oleh seseorang tak dikenal ketika sedang membeli roti.

Penulis: Ravianto | Editor: Ravianto
toronto star
Jurnalis anti-Rusia, Arkady Babchenko yang memalsukan pembunuhan atas dirinya. 

TRIBUNJABAR.ID, KIEV - Jurnalis yang rajin mengkritik pemerintah Rusia, Arkady Babchenko membuat kehebohan setelah muncul di konferensi pers, sehari setelah kematiannya.

Babchenko dikabarkan tewas dengan empat tembakan, Selasa (29/5/2018).

Pemerintahan Ukraina dikritik tajam karena membuat sandiwara dan menyebut jurnalis yang kerap berseberangan dengan pemerintah Rusia itu tewas dibunuh.

Publikasi tewasnya Babchenko memang dilakukan besar-besaran.

Untuk menggambarkan kejadian tersebut, mereka menggunakan darah babi.

Tapi sebelumnya, para pembuat sandiwara ini menembak kaus Babchenko sebelum melumurinya dengan darah babi.

Babchenko lantas mengungkapkan bagaimana cara pasukan khusus Ukraina memalsukan kematiannya untuk menggagalkan upaya serupa dari Rusia.

 

Dalam pembunuhan palsu tersebut, jurnalis anti-Rusia itu disebut ditembak dari belakang oleh seseorang tak dikenal ketika sedang membeli roti.

Kepala Keamanan Ukraina, Vasyl Grytsak, menyebut operasi itu terpaksa dilakukan karena mereka ingin mengungkap pembunuh sebenarnya. 

Polisi lantas menyatakan kalau pengincar nyawa Babchenko sudah dibekuk.

Baca: Bandung West Java Marathon 2018 Digelar Juli 2018

Baca: Tega! Viral Foto Kakek Asal Lombok Ditinggal Agen Travel di Jeddah Sendirian, Netizen Geram!

Babchenko sebenarnya tak paham mengapa pemalsuan pembunuhan itu dirasa perlu.

"Mereka mungkin punya alasan, mungkin ingin mengumpulkan bukti sehingga terbukti 100 persen," katanya.

Ukrainian police released photos which they claimed to show Babchenko's body. Arkady Babchenko. Picture: CEN/australscope
Foto yang dirilis kepolisian Ukraina yang mereka sebut sebagai mayat Babchenko.(CEN/australscope)
Salah satu reporter perang terbaik di Rusia ini merupakan pengkritik Rusia, 
Dia melarikan diri dari negaranya, Rusia di Februari 2017 karena merasa nyawanya terancam.
Sebulan lalu, agen rahasia Ukraina mendatanginya sebulan lalu dan mengatakan kalau polisi khusus sudah mendapat perintah untuk menghabisinya.
"Saya bilang: Bagus, lalu mengapa harus menunggu satu bulan," kata Babchenko.
Untuk membuat pembunuhan palsu itu terasa meyakinkan, kata Babchenko, polisi-polisi Ukraina itu lantas mengambil kausnya dan melubangi dengan empat tembakan.
Babchenko lantas mengenakan kaus itu lagi sebelum disiram dengan darah babi.
Salah seorang dari dinas rahasia itu lantas mengatakan padanya bagaimana cara jatuh agar terlihat kalau dia memang ditembak dari belakang.

Istri Babchenko lantas memanggil ambulan sebelum dia dibawa ke IGD, di mana di sana sudah disiapkan ahli forensik yang siap mendokumentasikan kematiannya.

Setelah itu, Babchenko dibawa ke kamar mayat yang menurutnya dingin sedingin di neraka.
Begitu masuk kamar mayat, Babchenko mengatakan dia lantas bangkit dan melepas bajunya yang penuh darah babi.
"Saya duduk di sana melihat berita-berita, betapa hebatnya saya ini," ungkapnya.
Kepala Keamanan Ukraina, Vasyl Grytsak, menyebut operasi itu terpaksa dilakukan karena mereka ingin mengungkap pembunuh sebenarnya.
Berkat aksi Babchenko, Grytsak mengklaim polisi telah melakukan penahanan terhadap satu orang yang diduga menjadi otak percobaan pembunuhan yang sebenarnya.
Dialah Boris German, warga Ukraina yang disebut dibayar pemerintah Rusia sebesar 40 ribu dolar AS atau sekitar Rp 0,5 miliar.
German kabarnya diperiksa untuk dua bulan ke depan.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved