Tren LGBT Meningkat di KBB, Ada 2.000 Anggota Komunitas LSL, Kini 298 Orang Terjangkit HIV/AIDS
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencatat ada sebanyak 298 orang terjangkit virus HIV/AIDS
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, NGAMPRAH - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencatat ada sebanyak 298 orang terjangkit virus HIV/AIDS yang tersebar di 16 kecamatan se-Bandung Barat.
Ketua KPA KBB, Lili Koesmadi Antoro mengatakan tren penderita HIV/AIDS meningkat terutama terhadap ibu rumah tangga sebesar 14 persen.
"HIV/AIDS juga menyasar usia muda atau remaja produktif yang memang mereka itu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT)," kata Lili saat ditemui di Pemkab KBB, Senin (21/5/2018).
Baca: Legenda Inggris Puji Roberto Firmino sebagai Pemain Serbabisa
HIV/AIDS yang banyak menyasar ibu rumah tangga, kata Lili, disebabkan banyaknya suami mereka yang melakukan perselingkuhan dengan pekerja seks komersial (PSK), sehingga mudah tertular.
"LGBT trennya pun naik persentasenya sekitar 10 persen. Di KBB saja menurut kader kami yang bekas anggota komunitas LGBT menyebutkan ada sekitar 2.000 anggota komunitas lelaki suka lelaki (LSL) melalui aplikasi yang mereka pakai," ujarnya.
Pelatih Persib Bandung Sebut 3 Negara Ini Jadi Favorit di Piala Dunia 2018 https://t.co/fwQVjjKzOc via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 21, 2018
Dari jumlah kecamatan sebanyak 16 kecamatan di KBB, Lili mengatakan paling banyak ada di Padalarang dan Lembang, karena faktor banyak warga yang melakukan pelayanan kesehatan.
Brigjen Krishna Murti Beberkan Tentara yang Melepaskan Bom dari Tubuh Bocah, Sang Anak Ketakutan https://t.co/9n31vHq1T4 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 21, 2018
"Kami terus sosialisasikan terkait HIV/AIDS ini dengan mendirikan sebanyak 22 desa warga peduli AIDS (WPA) dari 165 desa. Fungsinya yaitu untuk menyaring kejadian semacam ini dengan bekerjasama tenaga medis dan tokoh masyarakat, serta lapisan masyarakat yang dimasukan SK-nya dari kepala desa," ujarnya seraya menyebut lebih dari enam orang meninggal di akhir 2017.