Indonesia dan Belanda Jalin Kerja Sama dalam Proyek Pengumpulan Sampah Plastik di Sungai
Sebuah studi dari Nature Communications (2017) menyebutkan bahwa sistem sungai di dunia ini menyumbangkan antara 1,15 dan 2,241 juta ton plastik . .
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (Kemenpera), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, menandatangani perjanjian untuk membuat proyek penelitian bersama pengembangan teknologi inovatif untuk mengumpulkan sampah plastik di sungai dan muara di wilayah Jakarta.
Penandatatangan kerja sama tersebut dilakukan di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Kamis (26/4/2018).
Sebuah studi dari Nature Communications (2017) menyebutkan bahwa sistem sungai di dunia ini menyumbangkan antara 1,15 dan 2,241 juta ton plastik per tahun ke lautan.
Baca: Belum Sebulan Ditahan KPK, Zumi Zola Alami Masalah Kesehatan, Pengacara: Matanya Susah Melihat
Plastik di laut telah menjadi perhatian utama karena mengakibatkan pencemaran serta berpotensi mempengaruhi kesehatan manusia.
Pemerintah Indonesia telah melakukan inisiasi untuk memerangi sampah plastik di laut dengan target sebesar 70% pada tahun 2025.
Jam 3 Pagi, Nagita Slavina Tak Bisa Tidur dan Curhat Hal Mistis, Terkait Masa Lalu https://t.co/Egv325EVe6 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 27, 2018
Dalam mendukung pencapaian target pengurangan sampah laut ini, Pemerintah Indonesia telah menyusun Rencana Aksi Nasional yang meliputi strategi-strategi perubahan kebiasaan, Pengurangan Buangan Berbasis Lahan, Pengurangan Buangan Berbasis Laut/Pantai, Peningkatan Penegakan Hukum, dan Riset Teknologi.
Program riset ini dijadwalkan berlangsung pada 1 Oktober 2019 yang hasilnya akan diumumkan kemudian.
Sebagai bagian dari proyek ini, sebuah sistem eksperimental pengumpulan sampah plastik akan diletakkan di Cengkareng Drain.
Program tersebut termasuk pengembangan metode untuk mengelola pengumpulan sampah plastik dengan baik dengan cara yang efisien serta ramah lingkungan.
Siebe Schuur dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, mengatakan teknologi inovatif adalah kunci dalam mengembangkan strategi pengelolaan limbah yang efektif.
"Saya berharap bahwa penelitian ini akan berkontribusi pada lingkungan laut yang lebih sehat di seluruh dunia hari ini dan di masa depan," katanya.
Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Dr Ir Safri Burhanuddin DEA dalam sambutannya mengatakan, bahwa Indonesia sudah membuat National Plan of Action for Combating Marine Debris / Rencana Aksi Nasional (RAN).
"Hal ini untuk melawan limbah plastik di laut dan sejalan dengan RAN tersebut maka kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Kerajaan Belanda sangat penting untuk mengurangi sampah plastik di laut," katanya. (*)